Jumat, 24 Juni 2016

High Class Love


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

“Salah satu diantara mereka yang mendapatkan naungan Allah Subhanahuwata’ala di hari kiamat adalah orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karena Allah, berpisahpun karena Allah.”

Let’s check it out!

Hari kiamat. Hari kiamat, Ya! Hari kiamat. Penjelasan mengenai hari kiamat sudah sangat sering kita dengar. Ingatkah anda di tahun 2012 lalu? Sebuah ramalan yang menggemparkan Indonesia, bahkan sampai “melancong” ke luar negeri. Filmnya pun sangat ngeri terasa, ya! “2012” Tentang terjadinya kiamat,  tergulungnya lautan, hancurnya alam semesta, runtuhnya jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Semua orang berlari kencang, ada yang pakai mobil juga, berharap mereka mampu menyelamatkan diri dari kekacauan kiamat. Namun yang tersebut adalah versi film, versi aslinya tak ada yang mengetahui kapan pastinya, termasuk orang terkasih Allah Subhanahuwata’ala yaitu Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam sendiri..

Yuk mari saya mengajak pembaca memaknai arti “High Class Love” bagaimana anda sekalian memaknai istilah ini? Maknanya bermacam-macam, mungkin ada yang mengartikan cinta sejati,... yaaa, bolehlah J atau mencintai orang yang high/tinggi? Kalo itu kriteria mungkin iya.. apalagi ditambah putih, elok paras, berada, strata sosial yang wow.. siapa yang tak tertarik? Tapi kita tepiskan dulu pandangan itu ya...

High Class Love disini berarti cinta tingkat tinggi, cinta yang mana itu mah, Mbak? Cinta tingkat tinggi yaitu dimana dua orang/lebih yang saling mencintai karena Allah, mereka berpisahpun karena Allah juga.. So sweet kan? Misalnya begini, Abu Bakar dan Rasulullah adalah contoh simpelnya. Beliau berdua ibarat surat dan perangkonya, amplop dan lemnya, gelas dan tutupnya, yap tak terpisahkan. Sahabat tingkat tinggi, cintanya juga tingkat tinggi. Jika Abu Bakar melakukan suatu kesalahan, maka Rasulullah menasihatinya, Rasulullah melakukan ini, Abu Bakar juga ayuk, ketika Abu Bakar khawatir dalam kejaran kaum kafir ketika berada di gua, Rasulullah pun menenangkannya, “Innallaha ma’ana..” Sesungguhnya Allah bersama kita.. Do’anya untuk dua orang lho.. Bahkan anda pasti tahu Aisyah putri Abu Bakar, beliau dinikahkan dengan Rasulullah ketika usianya sangat belia.. Bukan main tingkat tingginya (persahabatannya)..

Dari kisah Rasulullah dan Abu Bakar kita dapat menarik kesimpulan, high class love adalah ketika kamu mencintai Allah, aku juga mencintaimu. Ketika kamu masih di koridor/ jalan Islam aku “yuk mari” sama kamu (akidah), kita adalah satu. Jika kamu salah, aku bertugas meluruskanmu. Jika aku salah, maka tolong luruskan aku. Jika kamu butuh bantuan, In Syaa Allah aku menolongmu selama dalam kebaikan dan untuk kepentingan Islam. Kita kuat karena Islam.. Terkadang ada kebingungan yang mengganjal antara meluruskan dan “kekuatan” untuk men-judge.

“Kamu itu gini ya ternyata, ga nyangka aku.”

“Kamu..! Yang kamu lakukan itu..*****! Pasti kamu ikut aliran ini kan?”

Kalimat itu hal sepele, tapi dalam maknanya. Terkadang untuk mengungkapkan sesuatu, namun jika salah bahasa/ penggunaan kalimat bisa jadi negative effect buat diri sendiri.

Alangkah lebih bagus jika kita menggunakan tutur kata yang lebih sopan dan ramah untuk meluruskan sesuatu. Misal, ada dua orang sahabat Adam dan Muhammad. Kisahnya begini. Adam adalah seorang yang berisbal (belum bercelana diatas mata kaki), nah sebagai sahabat yang baik Muhammad menyeru kepada yang haq (benar) untuk mengajak Adam mulai tidak berisbal (bercelana sedikit atas dari mata kaki).

Akhi Adam, oh ya kemarin saya dapat info dari ustadz saya ada kajian menarik di Masjid Sakinah lho..”

“Wah iya kah? Temanya tentang apa ya akhi Muhammad?”

“Wah itu rahasia, nanti ndak surprise lagi dong, In Syaa Allah kajiannya bermanfaat dan menarik. Ikut ya akhi, temani saya hehe, besok saya jemput dehh..” (kalimat ini menasihati secara tidak langsung (lewat kajian), tidak menjudge secara langsung, ada akhlaknya (tolong menolong)..

Teman mana yang tidak melting coba? Sudah diajak, dijemput, tambah di traktir lagi hehe.. berlapis-lapis berkahnya J Daaaaann keesokan harinya.. Taraaa...

“Akhi Adam, Alhamdulillaah antum semakin handsome sekarang, saya senang dengan perubahan akhi sekarang, In Syaa Allah akan berkah, saling mendo’akan ya Akhi..”

“Syukron ya akhi Muhammad, kajian kemarin sangat membekas di hati saya, do’akan saya istiqomah seperti ini ya Akhi..”

“Waiyyaka akhi Adam, semoga kita selalu diberi rahmat, ilmu, dan hikmah selalu Aamiin..”

“Wah, akhi Muhammad kapan-kapan saya mau dong diajak kajian lagi hehe..”

“In Syaa Allah, In Syaa Allah akhi.. saya sangat senang sekali.. Semoga Allah mempertemukan kita di hari kiamat, di naungan arsy Allah, dimana dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah. Aamiin, Aamiin, Aamiin..”

“In Syaa Allah akhi...” (ditambah jabat tangan, peluk, salam, daaaannn dobel dobel berkahnya) hehe
Semoga bermanfaat...

 “Change your word Friends J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar