Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Dan
mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah
tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS.Al-Hajj:47)
Waktu.. adalah
kesempatan yang tak terulang lagi, mahal, unik, dan tentunya satu yang harus
diingat tanggung jawab. Mengapa seperti itu? Waktu itu tak bisa terulang
kembali, dapatkah anda mengulang peristiwa sepuluh tahun lalu? Lima tahun lalu?
Kemarin? Oh tidak usah jauh-jauh.. satu menit yang lalu.. saja? Bisa? Kita
tidak bisa mengulangnya lagi. Lalu, mahal? Kenapa mahal? Karena waktu itu tak
terkira harganya.. coba anda bayangkan ketika orang tua anda meninggal, tetapi saat
itu anda tengah ada di luar kota, tempat yang berbeda.. Disaat sakaratul maut
anda tidak bisa menemaninya, jika anda bisa, mungkin anda akan membayar
beberapa puluh juta, bahkan ratus juta untuk waktu yang sangat singkat. Unik?
Kenapa unik? Disetiap detik waktu memiliki momennya sendiri, tidak akan sama,
mungkin bisa berkisah bahagia atau penuh air mata. Dan, terakhir penuh tanggung
jawab, ini yang berat! Waktu yang diberikan kita tidak cuma-cuma, Allah akan
meminta pertanggungjawabannya. Miris ya kawan, mungkin menurut saya, mengelola
waktu bukan perkara mudah, terlebih lagi banyak godaan-godaan di luar sana yang
sangat WOW, tapi marilah kita ingat sejenak 1,5 jam kawan, meski “aku dan kamu” bukanlah yang sempurna.
Let’s check it out...!
“Dan sesungguhnya
sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” Trus kok bisa 1,5 jam ya mbak? Mungkin
ada sebagian orang yang sudah tahu asal 1,5 jam ini, tapi saya akan coba
paparkan 1,5 jam ini seperti apa. Oke..
Asumsi kita mulai..
Satu hari akhirat =
1000 tahun dunia
24 jam akhirat =
1000 tahun dunia
Tiga jam akhirat =
125 tahun dunia
1,5 jam akhirat =
62,5 tahun dunia
Begitulah asumsinya
kawan.. Umat Nabi Muhammad di prediksikan masa hidupnya hanya sekitar 63 tahun,
seperti usia wafat Rasulullah. Terasa lama jika hidup selama 63 tahun di dunia
ini. Tapi realitanya jika memakai perhitungan akhirat masa hidup kita hanya 1,5
jam saja. Kalau di dunia mungkin waktu 1,5 jam itu jika kita gunakan untuk
reuni dengan teman-teman akan terasa cepat, pergi bersama, minum bersama, dan
pulang lagi. Yah hidup kita juga seperti itu. Ibarat kata, kita ini musafir di
padang pasir, hauuusss banget, terus nemu sumur di tengah Sahara, seneng? Ya
tentu seneng dong? Sama! Kemudian musafir tersebut lanjut perjalanan. Kita
menemukan dunia ini, mencari dunia ini penuh dengan kesenangan, tapi ujungnya
kita akan kembali pada Allah...
Waktu yang kita
peroleh dari Allah merupakan rizki juga. Jangan terus kita asumsikan RIZKI =
UANG. Boleh seperti itu, tapi hendaknya kita harus jeli terhadap nikmat Allah.
Jika kita tidak punya uang, Allah berikan gantinya waktu luang. Eeehh jangan
salah ya kawan, waktu luang itu kalo kita cerdas manfaatin bisa jadi ladang
amal buat kita lhoo. Kita bisa belajar, berdzikir, mengaji, menulis, dan
membaca, asal tepat apa yang di belajarin, dzikirin, ngajiin, tulisin, dan yang
di baca hehehe.. Daaan pahala akan mengalir dengan derasnya.. Kayak lautan aja mbak..
Ada satu lagi yang
membuat saya khususnya takut.. mungkin anda juga ya? Bisa jadi.. “Kenapa takut mbak? Kayak ketemu Valak The
Conjuring aja?” Begini kawan, maksiat kita definisikan sebagai perbuatan
yang menjerumuskan pelakunya ke perbuatan dosa, meninggalkan yang wajib, dan
melakukan yang haram, serem kan? Apa akibatnya? Tentu tak tanggung-tanggung
lagi adalah Naar nya Allah, dijeburin, ditanyain, disiksa, balik lagi keawal,
disiksa, balik lagi ke awal, disiksa lagi, begitu seterusnya..
Melakukan
kemaksiatan adalah suatu kebodohan. Mengapa demikian? Karena orang yang
melakukan maksiat ia tak sadar dilihat oleh Allah, berkurangnya kadar keimanan
kita, mendapat kemurkaan Allah, dan satu hal yang penting lagi, yaitu
terhambatnya rizki. Rizki itu banyak macamnya, kalo kita hitung rizki Allah
susaaah banget. Bayangkan saja, Oksigen, jika Allah tidak menciptakan Oksigen
(O2) lalu bagaimana air (H2O) akan diikat? Jika dalam
suatu wadah (bayangkan saja Bumi), Hidrogen yang terlalu banyak bisa
menyebabkan ledakan atau kehancuran.
Maksiat beragam
macamnya seperti syirik/meragukan keesaan Allah, seperti percaya primbon,
ramalan bintang, Capricorn, Aquarius,
Pisces, Aries, dan teman-temannya, hari lahir, arah rumah, meski hanya iseng-iseng aja nih.. konsekuensinya
sholat kita tidak diterima selama 40 hari. Sepele kan sepertinya? Tapi
dampaknya luar biasa!
“Padahal mereka
hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS.Al-Bayyinah:5)
Lalu maksiat lain
seperti mempermainkan hukum Allah. Ini juga sulit, sangat sulit. Berjalan di
jalan kebenaran sangat banyak onak dan durinya, Misal kita ingin istiqomah di
jalan Allah dengan memakai hijab, namun lingkungan sekitar tidak mendukung
seperti keluarga, teman, lingkungan sekolah, akhirnya buka tutup hijab, nah
disini pentingnya lingkungan yang baik untuk memantapkan iman kita, bergaullah
dengan orang sholeh-sholehah supaya terjaga pula iman kita.
Jenis maksiat
lainnya adalah seperti durhaka pada orang tua, membunuh muslim tanpa alasan
yang jelas (alasan agama), berzina, berzina jangan diartikan hanya hubungan
pasutri saja lho, zina juga ada banyak jenisnya seperti zina mata, tangan,
jari, telinga, kaki, hati, dan banyak lagi. Zina hati (qolbi) yaitu dengan
memikirkan lawan jenis dengan perasaan senang terhadapnya. Zina lisan (ucapan)
yaitu membincangkan lawan jenis dengan perasaan senang terhadapnya. Zina Zadin
(tangan) yaitu dengan memegang tubuh lawan jenis dengan perasaan senang
terhadapnya. Zina mata dengan memandang, zina hidung dengan mencium, zina
telinga dengan mendengarnya, zina kaki dengan melangkah ke tempat maksiat..
Banyak kan kawan? Saya pribadi juga belum bisa untuk total terbebas dari
maksiat, tapi setidaknya kita berusaha, dan saling nasihat-menasihati dalam
kebaikan. Saya berharap jika kelak kalian di surga, maka ingatlah aku, ajaklah
aku bersamamu ya kawan, tak peduli siapapun kamu, apa latar belakangmu, yang
terpenting adalah iman dan takwamu pada Allah. Peganglah tauhid dengan kuat,
gigitlah dengan gigi gerahammu, karena sekarang perpecahan umat telah nampak
adanya, Semoga bermanfaat... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar