Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalaamu’alaykum everyone.. kali ini saya akan menulis tentang pertemuan saya dengan Manhaj Salaf yang setelah sekian lama membuat saya semakin haus akan ilmu pengetahuannya yang asyiiik.. Apalagi ditambah postingan-postingan yang sangat memprihatinkan terkait Wahabi, Wahabi, yang sebenernya salah paham kalo disematkan pada manhaj salaf..
Oke kita mulai kisahnya..
Kisah bermula ketika saya menjadi
perantara ta’aruf teman saya.. kisahnya adalah, teman saya berkeinginan ta’aruf dengan seorang ikhwan. Awalnya
saya agak canggung, takut, deg-degan, karena ini menyangkut kehidupan teman
saya untuk selamanya.. Tapi malah dari sini hidup saya berbalik 180 derajat.. to the point!
“Temanku
suka sama kamu, dia ingin berta’aruf denganmu.. Sumpah demi Allah, demi Rasulullah”
kataku sambil memberi isyarat bersaksi.
Ia spontan mengatakan..
“Sumpah hanya ada satu saja, yaitu hanya demi Allah.. Jika kita
mengatakan demi Rasulullah juga, maka kita jatuh pada kesyirikan..” katanya.
Aku menyambungnya lagi..
“Temanku sungguh menginginkanmu menjadi suaminya kelak, ia sampai
menyimpan fotomu di foldernya..” kataku lagi
Satu ilmu lagi yang kudapat
darinya, ia lantas mengatakan..
“Tak ada rasa cinta, sebelum pernikahan dikumandangkan.”
Dieeeer!!! Aku seperti tersambar
petir!! Apa kabar denganku kala itu?? Aku tak tahu jika seperti itu..
Dan ternyata, ikhwan tersebut
telah mengkhitbah wanita shalihah yang insyaAllah dijaga oleh Allah..
********
Berawal dari sini, aku mengenal manhaj salaf. Apa sih manhaj salaf itu, mulai kucari tahu
apakah itu? Yang lain bilang wahabi-wahabi,
tapi sesungguhnya ini adalah kesalahpahaman.
Memang benar, faktor terpenting
orang sulit menerima kebenaran adalah karena “Kebenaran itu menghantam keras
pada apa yang kita yakini selama ini sebagai kebenaran..”
Tapi ada satu hal yang penting,
yaitu campakkan pengetahuan kita jika ternyata berbenturan dengan Al-Qur’an dan
sunnah!!
Dahulu bener-bener suka acara
maulud nabi, siapa sih yang ga suka? Lagunya bagus-bagus, banyak temen-temennya
juga lagi, rame, seru! ikutan shalawat bersama, shalawat kubra, yasinan,
tahlilan, selamatan ini itu, haul, ulang tahun, musik di kampus, semuanya
ternyata ndak ada nash yang shahih yang memperkuat itu dilakukan..
Just simple sebenernyaa..
Kerjakan apa yang diperintahkan,
tinggalkan yang ga diperintah. Sulit?? Iya emang sulit!! Keluarga? Pasti iya
menentang. Dianggap aliran sesat? Hmmm..
Kalau kita tahu itu semua yang
harus kita tinggalkan, hanyalah segelintir kecil dibandingkan dengan
sunnah-sunnah Rasulullah yang belum kita lakukan!! Bener-bener ga ada
apa-apanya!! Kitab apa yang sudah kita baca? Berasa kecil, ga ada apa-apanya, tugas
kita sebenernya belajar pada orang yang
benar-benar bisa mengatakan sumber dalil apa yang ia sampaikan. Kita perlu tahu
track recordnya baik ato tidak? Rekomendasi
dari ustad lainnya gimana.. Baik aja ga cukup, tapi ada dasarnya, ada dalilnya tidak?
Ada quote bagus nih,
“Tanda kita mulai perhatian pada agama kita adalah ketika kita mulai
menanyakan adakah dalilnya terhadap ibadah yang kita lakukan?”
ingaaat, ibadah ya, yang ibadah..
karena hukum dasar ibadah itu dilarang, sampai datang dalil yang membolehkan.. jangan
sampai bilang Facebook, AC, mobil, bid’ah! salah konsep itu.. karena itu
semua bukan termasuk ibadah.. jadi ga boleh asal-asalan yang penting baik.
Percaya deh, kalo kita mengamalkan sesuatu sesuai anjuran Rasulullah, maka akan
jauh lebih tenang, setidaknya waktu besok kita ditanyain di akhirat, bisa
jawab. Dan yang kedua, kita berasa lebih dekat dengan Rasulullah..
Back to the topic..
Bagaimana bisa kita mengatakan Wahabi pada bangsa Arab? Nabi kita
berasal dari Arab, Al-Qur’an berbahasa Arab, Kiblat shalat kita juga ke Ka’bah,
di Arab, pingin Umroh ato Haji juga di Arab, Rasulullah berdakwah di Mekkah 13
tahun, dan di Madinah 10 tahun, Rasulullah wafat juga di Arab. Apa kita akan
mengatakan kita lebih baik dari bangsa Arab? Allah itu lebih tahu, ga mungkin
Nabi terakhir dipilih dari bangsa Arab, kalo ga ada hikmah pembelajaran yang
sangat besar disana!! Mekkah kota suci itu berada di Arab, disana tidak boleh
menumpahkan darah, membunuh, memang di jaga oleh Malaikat hingga akhir zaman..
*********
Wahabi sebenarnya muncul di abad ke 2 Hijraiyah yang dibawa oleh Abdul
Wahhab bin Rustum. Seorang Khawarij
yang mengkafirkan kaum Muslimin. Pemikirannya memang menyesatkan. Jadi penamaan
Wahabi itu dengan yang di klaim katanya “pentolan dakwah Wahabi itu (adalah)
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab’ maka ini adalah suatu sejarah yang aneh
sekali. Sedangkan beliau ini lahir pada
tahun 1115 Hijriyah.
Referensi bagus biar ga salah paham : Kitabut Tauhid karya Muhammad
bin Abdul Wahhab..
Dan lagi, nama beliau adalah
Muhammad bin Abdul Wahhab, secara penisbatannya saja sudah salah.
“Wahabi” = penisbatan pada Wahhab
Nama beliau “Muhammad” =
penisbatan seharusnya Muhammadiyah
Salah paham yang harus diluruskan
yaitu, selama ini klaim Wahabi yang sudah salah sejak dari akarnya ditambah tuduhan
membenci Nabi Muhammad karena tidak maulid, memusuhi para wali, mengingkari
karamah, berdzikir, melarang orang berziarah kubur, dan melarang shalawat, sama
sekali tidak benar!! Jika kita tahu apa yang diajarkan didalamnya, niscaya kita
akan meleleh karenanya.. eaaakkk.. :D :D
Dalam ajaran Rasulullah, kita
juga dianjurkan untuk bershalawat (dengan ketentuan shalawat yang diajarkan
Nabi, karena ini merupakan ibadah), berziarah kubur hanya untuk mengingat
kematian, bukan untuk meminta ini itu, karamah juga memang ada dalam Islam tapi
perlu dikaji yang bagaimana dulu sih? Kita harus ilmiah, jelas asal-usulnya..
ini baru TOP hehe..
Ada catatan faedah kajian Kitab Ar-Risalah, kitab siapa ini? Pasti
tahu dong yaa.. ini Kitab Imam Syafi’I disampaikan oleh Ust.Muhtarom..
Antum pernah merasa ragu?
Terombang ambing? Didepan antum ada dua jalan, satu kekiri, satu kekanan, antum
tidak tahu, tidak ada orang yang bisa ditanya. Tujuan antum satu, antum tidak
tahu ini yang benar kekiri atau kekanan?
Tidak ada petunjuk, tidak ada
peta. Saya kira antum akan berhenti disitu. Kekiri tidak berani, kekanan tidak
berani. Antum mau untung-untungan? Kalau ga kanan pasti kiri, kalau ga kiri
pasti kanan? Tentu tidak. Antum rela menunggu berjam-jam sampai ada orang atau
petunjuk yang bisa ditanya.
Karena Ragu itu Siksaan, karena
antum tidak tahu ilmunya yang benar kekiri atau kekanan. Antum tidak mau
tersesat, tidak mau sudah kekanan belasan kilo lalu kembali lagi tentu antum
tidak mau. Ini contoh sederhana keraguan itu mendatangkan musibah. Kenapa ragu?
Karena antum tidak berilmu, tidak tahu ilmunya. Ini contoh sederhana ketika di
dunia, bagaimana nanti di akhirat? Kalau tadi kita bisa kembali lagi, lalu
apakah akhirat bisa kembali lagi? Tidak bisa..
Mengerikan sekali kesalahan dalam
beragama ini, kesalahan dunia masih bisa bangkit kembali dan dijadikan
pelajaran untuk semakin baik, namun menjadi berbahaya dan musibah jika
kesalahan akhirat seperti tahlilan,
maulidan, manaqiban, yasinan, dzikir bersama, sholawatan bid’ah, mereka
mengira ini mendatangkan ridho Allah menuju surga, tidak tahunya dosa dan
mereka tahu disaat sudah tidak bisa mengulang lagi.
Betapa mengerikannya kesalahan
dalam beragama ini, maka hati-hati tutup telinga kita, tutup mata kita, jangan
sampai mendengarkan dan melihat syubhat
lalu kita ikuti karena kita terkecoh karena kita tertipu. Karena syubhat itu luar biasa..
Para ulama mengatakan bahwa sifat
syubhat itu kuat dan sifat hati itu
lemah. Hati kita ini lemah sekali dan bagaimana bisa melawan syubhat yang kuat tersebut? Maka tanpa
ilmu mustahil kita selamat dari syubhat.
Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang begitu mudahnya ngaji dimana saja,
duduk di majlis ta’lim mana saja, yang penting Islam, yang penting Al-Qur’an,
yang penting hadits, kan yang dibahas bukan Injil, bukan Taurat. Tidak bisa
seperti itu. Sekali masuk syubhat
akan sulit keluar walaupun sudah taubat.
Antum bisa lihat hari ini
sebagian orang yang mengaku kami rujuk manhaj
salaf, kami rujuk manhaj salaf tapi
belasan tahun puluhan tahun di hizbi,
di haroqi, di sufi, sekali waktu akan muncul hizbi-nya,
muncul haroqi-nya, muncul sufi-nya. Kenapa? Itulah bahaya syubhat..
Lihat Imam Ahmad ketika semua
orang tahu bahwa Abu Tsaur dan Husein Al-Karobisi ini sudah bertaubat dari ilmu
kalam di hadapan Imam Syafi’i, dan terdengar berita ini di kalangan pelajar,
tholabul ilmi, tapi Imam Ahmad tidak
mau duduk di majelis Abu Tsaur atau Husein Al Karobisi, bukan berarti
menjelek-jelekkan dan antipasti, tapi memang tidak mau dan itu tidak masalah
bukan? Tanpa harus cacian makian, tidak masalah..
Karena Syubhat Kuat dan Hati Kita
Lemah, maka duduklah di majelis yang aman. Jangan menantang syubhat..
Say Alhamdulillaah :D