Minggu, 27 Mei 2018

Diujung Pencarian, Kutemukan Manhaj Salaf



Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalaamu’alaykum everyone.. kali ini saya akan menulis tentang pertemuan saya dengan Manhaj Salaf yang setelah sekian lama membuat saya semakin haus akan ilmu pengetahuannya yang asyiiik.. Apalagi ditambah postingan-postingan yang sangat memprihatinkan terkait Wahabi, Wahabi, yang sebenernya salah paham kalo disematkan pada manhaj salaf..

Oke kita mulai kisahnya..

Kisah bermula ketika saya menjadi perantara ta’aruf teman saya.. kisahnya adalah, teman saya berkeinginan ta’aruf dengan seorang ikhwan. Awalnya saya agak canggung, takut, deg-degan, karena ini menyangkut kehidupan teman saya untuk selamanya.. Tapi malah dari sini hidup saya berbalik 180 derajat.. to the point!

 Temanku suka sama kamu, dia ingin berta’aruf denganmu.. Sumpah demi Allah, demi Rasulullah” kataku sambil memberi isyarat bersaksi.

Ia spontan mengatakan..

Sumpah hanya ada satu saja, yaitu hanya demi Allah.. Jika kita mengatakan demi Rasulullah juga, maka kita jatuh pada kesyirikan..” katanya.

Aku menyambungnya lagi..

Temanku sungguh menginginkanmu menjadi suaminya kelak, ia sampai menyimpan fotomu di foldernya..” kataku lagi

Satu ilmu lagi yang kudapat darinya, ia lantas mengatakan..

Tak ada rasa cinta, sebelum pernikahan dikumandangkan.”

Dieeeer!!! Aku seperti tersambar petir!! Apa kabar denganku kala itu?? Aku tak tahu jika seperti itu..
Dan ternyata, ikhwan tersebut telah mengkhitbah wanita shalihah yang insyaAllah dijaga oleh Allah..

********

Berawal dari sini, aku mengenal manhaj salaf. Apa sih manhaj salaf itu, mulai kucari tahu apakah itu? Yang lain bilang wahabi-wahabi, tapi sesungguhnya ini adalah kesalahpahaman.

Memang benar, faktor terpenting orang sulit menerima kebenaran adalah karena “Kebenaran itu menghantam keras pada apa yang kita yakini selama ini sebagai kebenaran..”

Tapi ada satu hal yang penting, yaitu campakkan pengetahuan kita jika ternyata berbenturan dengan Al-Qur’an dan sunnah!!

Dahulu bener-bener suka acara maulud nabi, siapa sih yang ga suka? Lagunya bagus-bagus, banyak temen-temennya juga lagi, rame, seru! ikutan shalawat bersama, shalawat kubra, yasinan, tahlilan, selamatan ini itu, haul, ulang tahun, musik di kampus, semuanya ternyata ndak ada nash yang shahih yang memperkuat itu dilakukan..

Just simple sebenernyaa..

Kerjakan apa yang diperintahkan, tinggalkan yang ga diperintah. Sulit?? Iya emang sulit!! Keluarga? Pasti iya menentang. Dianggap aliran sesat? Hmmm..

Kalau kita tahu itu semua yang harus kita tinggalkan, hanyalah segelintir kecil dibandingkan dengan sunnah-sunnah Rasulullah yang belum kita lakukan!! Bener-bener ga ada apa-apanya!! Kitab apa yang sudah kita baca? Berasa kecil, ga ada apa-apanya, tugas kita sebenernya belajar pada orang  yang benar-benar bisa mengatakan sumber dalil apa yang ia sampaikan. Kita perlu tahu track recordnya baik ato tidak? Rekomendasi dari ustad lainnya gimana.. Baik aja ga cukup, tapi ada dasarnya,  ada dalilnya tidak?

Ada quote bagus nih,

“Tanda kita mulai perhatian pada agama kita adalah ketika kita mulai menanyakan adakah dalilnya terhadap ibadah yang kita lakukan?”

ingaaat, ibadah ya, yang ibadah.. karena hukum dasar ibadah itu dilarang, sampai datang dalil yang membolehkan.. jangan sampai bilang Facebook, AC, mobil, bid’ah! salah konsep itu.. karena itu semua bukan termasuk ibadah.. jadi ga boleh asal-asalan yang penting baik. Percaya deh, kalo kita mengamalkan sesuatu sesuai anjuran Rasulullah, maka akan jauh lebih tenang, setidaknya waktu besok kita ditanyain di akhirat, bisa jawab. Dan yang kedua, kita berasa lebih dekat dengan Rasulullah..

Back to the topic..

Bagaimana bisa kita mengatakan Wahabi pada bangsa Arab? Nabi kita berasal dari Arab, Al-Qur’an berbahasa Arab, Kiblat shalat kita juga ke Ka’bah, di Arab, pingin Umroh ato Haji juga di Arab, Rasulullah berdakwah di Mekkah 13 tahun, dan di Madinah 10 tahun, Rasulullah wafat juga di Arab. Apa kita akan mengatakan kita lebih baik dari bangsa Arab? Allah itu lebih tahu, ga mungkin Nabi terakhir dipilih dari bangsa Arab, kalo ga ada hikmah pembelajaran yang sangat besar disana!! Mekkah kota suci itu berada di Arab, disana tidak boleh menumpahkan darah, membunuh, memang di jaga oleh Malaikat hingga akhir zaman..

*********

Wahabi sebenarnya muncul di abad ke 2 Hijraiyah yang dibawa oleh Abdul Wahhab bin Rustum. Seorang Khawarij yang mengkafirkan kaum Muslimin. Pemikirannya memang menyesatkan. Jadi penamaan Wahabi itu dengan yang di klaim katanya “pentolan dakwah Wahabi itu (adalah) Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab’ maka ini adalah suatu sejarah yang aneh sekali. Sedangkan beliau ini lahir pada tahun 1115 Hijriyah.

Referensi bagus biar ga salah paham : Kitabut Tauhid karya Muhammad bin Abdul Wahhab..

Dan lagi, nama beliau adalah Muhammad bin Abdul Wahhab, secara penisbatannya saja sudah salah.

“Wahabi” = penisbatan pada Wahhab

Nama beliau “Muhammad” = penisbatan seharusnya Muhammadiyah

Salah paham yang harus diluruskan yaitu, selama ini klaim Wahabi yang sudah salah sejak dari akarnya ditambah tuduhan membenci Nabi Muhammad karena tidak maulid, memusuhi para wali, mengingkari karamah, berdzikir, melarang orang berziarah kubur, dan melarang shalawat, sama sekali tidak benar!! Jika kita tahu apa yang diajarkan didalamnya, niscaya kita akan meleleh karenanya.. eaaakkk.. :D :D

Dalam ajaran Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk bershalawat (dengan ketentuan shalawat yang diajarkan Nabi, karena ini merupakan ibadah), berziarah kubur hanya untuk mengingat kematian, bukan untuk meminta ini itu, karamah juga memang ada dalam Islam tapi perlu dikaji yang bagaimana dulu sih? Kita harus ilmiah, jelas asal-usulnya.. ini baru TOP hehe..

Ada catatan faedah kajian Kitab Ar-Risalah, kitab siapa ini? Pasti tahu dong yaa.. ini Kitab Imam Syafi’I disampaikan oleh Ust.Muhtarom..

Antum pernah merasa ragu? Terombang ambing? Didepan antum ada dua jalan, satu kekiri, satu kekanan, antum tidak tahu, tidak ada orang yang bisa ditanya. Tujuan antum satu, antum tidak tahu ini yang benar kekiri atau kekanan?

Tidak ada petunjuk, tidak ada peta. Saya kira antum akan berhenti disitu. Kekiri tidak berani, kekanan tidak berani. Antum mau untung-untungan? Kalau ga kanan pasti kiri, kalau ga kiri pasti kanan? Tentu tidak. Antum rela menunggu berjam-jam sampai ada orang atau petunjuk yang bisa ditanya.

Karena Ragu itu Siksaan, karena antum tidak tahu ilmunya yang benar kekiri atau kekanan. Antum tidak mau tersesat, tidak mau sudah kekanan belasan kilo lalu kembali lagi tentu antum tidak mau. Ini contoh sederhana keraguan itu mendatangkan musibah. Kenapa ragu? Karena antum tidak berilmu, tidak tahu ilmunya. Ini contoh sederhana ketika di dunia, bagaimana nanti di akhirat? Kalau tadi kita bisa kembali lagi, lalu apakah akhirat bisa kembali lagi? Tidak bisa..

Mengerikan sekali kesalahan dalam beragama ini, kesalahan dunia masih bisa bangkit kembali dan dijadikan pelajaran untuk semakin baik, namun menjadi berbahaya dan musibah jika kesalahan akhirat seperti tahlilan, maulidan, manaqiban, yasinan, dzikir bersama, sholawatan bid’ah, mereka mengira ini mendatangkan ridho Allah menuju surga, tidak tahunya dosa dan mereka tahu disaat sudah tidak bisa mengulang lagi.

Betapa mengerikannya kesalahan dalam beragama ini, maka hati-hati tutup telinga kita, tutup mata kita, jangan sampai mendengarkan dan melihat syubhat lalu kita ikuti karena kita terkecoh karena kita tertipu. Karena syubhat itu luar biasa..

Para ulama mengatakan bahwa sifat syubhat itu kuat dan sifat hati itu lemah. Hati kita ini lemah sekali dan bagaimana bisa melawan syubhat yang kuat tersebut? Maka tanpa ilmu mustahil kita selamat dari syubhat. Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang begitu mudahnya ngaji dimana saja, duduk di majlis ta’lim mana saja, yang penting Islam, yang penting Al-Qur’an, yang penting hadits, kan yang dibahas bukan Injil, bukan Taurat. Tidak bisa seperti itu. Sekali masuk syubhat akan sulit keluar walaupun sudah taubat.

Antum bisa lihat hari ini sebagian orang yang mengaku kami rujuk manhaj salaf, kami rujuk manhaj salaf tapi belasan tahun puluhan tahun di hizbi, di haroqi, di sufi, sekali waktu akan muncul hizbi-nya, muncul haroqi-nya, muncul sufi-nya. Kenapa? Itulah bahaya syubhat..

Lihat Imam Ahmad ketika semua orang tahu bahwa Abu Tsaur dan Husein Al-Karobisi ini sudah bertaubat dari ilmu kalam di hadapan Imam Syafi’i, dan terdengar berita ini di kalangan pelajar, tholabul ilmi, tapi Imam Ahmad tidak mau duduk di majelis Abu Tsaur atau Husein Al Karobisi, bukan berarti menjelek-jelekkan dan antipasti, tapi memang tidak mau dan itu tidak masalah bukan? Tanpa harus cacian makian, tidak masalah..

Karena Syubhat Kuat dan Hati Kita Lemah, maka duduklah di majelis yang aman. Jangan menantang syubhat..

Say Alhamdulillaah :D















Minggu, 20 Mei 2018

Rahasia itu Bernama Taqwa

Maksiat itu berat.. Kamu ga akan kuat, aku sudah pasti jugaaaa.. (Kata Dilaaaan….jut yang baik-baik aja yaa.. wkwk ga jelas amaat nih orang :P)

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Pada tulisan ayee sebelumnya, ada pertanyaan besar, tentang bagaimana cara keluar dari jurang kemaksiatan yang saaangaaat tidak enak. Nah, ada nasihat super buaaaguss yang sayang kalo ga ditulis wkwk..  ini saya ambil dari Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan juga Ustadz Khalid Zeed Abdullah Basalamah.. mereka bukan saudara kandung, bukan juga kembar identique yee wkwk

Yuh langsuung ja yaa..

Maksiat membutuhkan taubat. Artinya kembali pada Allah. Dengan apa? Jawabannya adalah dengan Taqwa. Kalau itu perintah, maka lakukan. Namun jika itu larangan, maka tinggalkan. Kan enak sebenarnya yaa.. Jika Nabi memerintahkan, maka lakukan sesuai kemampuan kita, selama tidak memberatkan. Tapi jika nabi melarang, maka tinggalkan. Kenapa larangan harus ditinggalkan? Karena meninggalkan larangan itu tidak membutuhkan energi. Yang pertama, larangan itu sedikit, dan kedua, sebenernya meninggalkan larangan itu juga tidak membutuhkan energi. Iya sih yaa :P (lha ngopo wingi aku galaau ga jelas yak wkwk)

Misalkan kita ingin meninggalkan maksiat zina (hati, mata, hidung, tangan, kuping, kaki, pokoke all in one :P), apakah butuh energi? kalo kita dieem aja, kan selesai kan yaa sebenernya hehe.. (irit energi lagi puasaa neeng, iyaa babequeee :D)

Tapi kalau kita diperintahkan shalat di masjid, ini kan butuh energi, ada orang yang tidak mampu, “Kaki ana sakit, Ya Allah, ndak bisa jalan..” silakan kita bisa shalat di rumah.. Tapi untuk meninggalkan yang haram.. apa sih beratnya? Meninggalkan yang haram kan sebenarnya kita ndak perlu bekerja (super setuju aku sekaraaang). Tinggalkan khamr udah, tinggalkan riba ya udah, kan selesai.. Tapi kalau sudah menyangkut amal, maka sesuaikan dengan kemampuan yaa.. :)

Jauhi semua fasilitas maksiat, karena semua hal yang membuat malas ibadah karena adanya dosa. Selama kita masih terlibat dosa sekecil apapun, maka akan mudah sekali tergelincir untuk malas ibadah. Ibadah punya kenikmatan, dosa punya kenikmatan. Tapi ga bisa disatukan, ga bisa disatukan. Harus pilih salah satunya.. Kira-kira kalau kita sudah rutin shalat lima waktu, sudah tahu fadhilahnya dan ancamannya kalau ditinggalkan, apakah kita masih mau meninggalkan? Ga mungkin..!!, karena kenikmatan ibadah ini sudah ada.

Tapi kalau kita balik, ada orang yang nikmat dengan maksiatnya,  nikmat dengan telanjang di depan orang, nikmat dengan harta rampasannya, riba haram, kedzaliman, nikmat dengan zinanya. Pasti kenikmatan ibadahnya hilang, mustahil bisa khusyuk!

Makin kita menjaga hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, makin kental kita mendekatkan diri dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, makin kita paksakan, maka makin dekat Allah dengan kita.. Seperti kita waktu lapar, maka kita ga peduli mau apa, yang penting makan dulu kan ya? (itu aaaaakuuu :P) Hehe..

Lapar itu berbahaya.. seperti itu kita beribadah, lebih penting tingkatannya dari haus dan lapar lhooh :D Buat jadwal,  misal sholat lima waktu.. harus ontime! Jadwalkan! Terus, 40 hari, karena mendapat jaminan selamat dari sifat munafik, tidak akan pernah dusta seumur hidup, tidak akan pernah ingkar janji, tidak akan khianati amanah, tidak akan curang, jaminan dari Baginda Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam, dan tidak mungkin Allah salah!

Ingat, tak mungkin Allah salah, tak akan pernah mungkin Allah salah!

Ada sahabat adik kakak, kakaknya sakit perut, adiknya datang ke Rasulullah..

“Ya Rasulullah, kakak saya sakit perut.” kata sang adik.

“Minumkan madu, kasih madu!..” kata Rasulullah.

Dia kasihkan madu ke kakaknya, dan dengan buru-buru datang ke Rasulullah lagi,

“Ya Rasulullah, kakak saya belum sembuh..”

lalu apakah ia disuruh cari obat lain? Jawabannya adalah tidak!

Rasulullah ajarkan konsep dasar, “Allah pasti benar, dan perut kakakmu yang bohong..”  (woooh big knowledge nih mah, ga ada kata option buat akidah yaaah, kalo udah Allah ya kudu wajib!!!!!!) ga mungkin Allah salah, sabar, minum, yakin pasti.. penanaman akidah yang luar biasa! Harus difahami ini!

Begitu pula dengan baca Al-Qur’an rutin, dzikir pagi dan petang, jadwalkan.. ingatlah syaitan memiliki standart godaan, “Nanti saja kalo di jalan, nanti saja kalo di rumah..” Ingat, ibadah itu perlu dipaksakan!

Jika kita sudah terbiasa dengan ibadah, maka akan seperti roda, ga enak kalo kita ga jalankan! Orang yang biasa puasa Senin-Kamis, tidak akan enak kalo ga dilaksanakan.. shalat, ga ontime dikit, rasanya beban! Terus begitu.. dan kalau kita sibuk dengan ibadah seperti ini, maka dosa akan otomatis kita tinggalkan, ga ada waktu buat dosa, "Udaaah! Sibukkan diri dengan amal shalih sajaa :D :D", maka kita akan meninggalkan maksiat.. (T.O.P.B.G.T)

Kalau ini terjadi akan datang banyak karamah. Sebagian ulama menyusun ada beberapa tingkatan karamah itu..

Yang pertama, akan datang kalau orang itu memaksakan ibadah, mengerjakan yang wajib dan sunnah, meninggalkan haram dan makruh, maka ia akan sering merasakan firasatul mukmin, yang kata Nabi firasatul mukmin adalah benar. Ada sebuah perasaan yang kita rasakan orang ini baik, atau tidak baik, ini bisa dibedain kalau kita belum dekat dengan Allah, belum tentu benar, bisa dari syaitan, persangka buruk.. tapi kalau kita sudah paksakan ibadah, maka orang ini akan bisa merasakan apakah orang itu jahat atau baik sama kita..

Yang kedua, kalau kita sudah paksakan ibadah, maka kita akan memperoleh Rukyashshodiqoh yaitu mimpi benar dari orang mukmin. Misal kita ingin Umrah, sebelumnya kita sudah bermimpi mengunjungi Mekkah, banyak hal yang diperlihatkan oleh Allah, mimpi! Dan mimpi itu berita gembira, membuat orang mukmin ini senang.. tapi kalau kita masih belum meninggalkan maksiat, belum melakukan yang wajib dan sunnah, meninggalkan yang haram dan makruh, maka mimpinya akan disebut hilm, yang bercampur baur antara yang baik dan yang buruk. Hilm ini lawannya Rukyashshodiqoh (mimpi yang benar dari Allah), sementara hilm datangnya dari syaitan.

Yang ketiga, hal-hal yang terjadi yang memang Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuaikan dengan keadaan orang itu. Bisa saja lisannya menjadi petunjuk bagi orang, seperti misal Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu di zaman khilafahnya beliau, beliau pernah tiba-tiba naik mimbar, kumpulin orang di masjid, lalu mengatakan, “Hai pasukanku, ke gununglah kalian, ke gununglah kalian..”

Orang yang lagi di masjid, “Amirul Mukminin sedang apa ini? Ga ada pasukan di masjid..”

Orang yang di masjid belum mengerti , lalu Umar bin Khaththab turun dari mimbarnya..

Ternyata Umar bin Khaththab baru mengirim pasukan ke perbatasan wilayah Persia, datang pasukan tersebut, lalu mereka memberikan kesaksian..

“Ya Amirul Mukminin, Allah telah berikan kami kemenangan..”

“Lalu bagaimana kalian menang?” kata Umar.

“Kami pada saat terdesak, didesak oleh musuh, dan kami yakin kami akan kalah, tiba-tiba kami mendengar suara anda yang mengatakan, “Wahai pasukanku, ke gununglah, ke gununglah..” kata mereka..

Dan kami lihat di belakang kami ada gunung, kami naik ke gunung, atur strategi, lemparkan anak panah, dan kami menang.”

Umar bin Khaththab yang muncul waktu itu adalah perasaan beliau, tidak bisa lihat, ghaib, tapi ada feeling yang sangat kuat disana, kalau beliau harus ucapkan itu. Maka ia ucapkan, dan dibuktikan di lapangan dengan kemenangan pasukan.

Semoga tulisan ini bermanfaat, dan kita dijauhkan Allah dari segala maksiat yang merugikan diri kita, serta mampu untuk beribadah pada Allah yang lebih baik di garis keistiqomahan.. Aamiin..

Say Alhamdulillaah :D


Sabtu, 12 Mei 2018

Aku dan Maksiat; Nasihat Untuk yang Sedang Jatuh Cinta



Bismillaahirrahmaanirrahiim..

“Perbuatan baik bisa dilakukan oleh orang yang baik maupun orang yang jahat, namun tidak akan mampu meninggalkan maksiat kecuali orang yang jujur imannya.” 
(Thariiqul Hijratain, karya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah)

Pernahkah anda merasa tidak nyaman karena maksiat yang selalu dilakukan? Batin tentu akan merasa tersiksa.. ya, sangat tersiksa! Sempat juga mempertanyakan bagaimanakah cara keluar dari permasalahan rumit ini..

Dikutip dari Muslimah.or.id, maksiat memiliki empat istilah yang berdekatan artinya yaitu Sayyiah, Khathi’ah, dzanbun, dan itsmun.

Maksiat adalah perbuatan dosa dalam bentuk dzalim (aniaya) terhadap diri sendiri, artinya perbuatan itu sebagian besar akan merugikan diri sendiri.

Maksiat itu banyak macamnya kawan, saya tidak akan pernah bosan menulis tentang tema ini, karena manusia tentunya akan bersinggungan dengan yang namanya maksiat. Maksiat mata, hati, kaki, tangan.. Ya Allah, sungguh berat sekali. Kisah menegangkan juga pernah terjadi pada diri Nabi Allah, yaitu Yusuf Alaihissalaam. Jika bukan karena bantuan Allah, niscaya Nabi Yusuf juga akan tergelincir dengan rayuan maut Yulaikha..

Bingung. Diam. Ketika maksiat menjalar, pasti hati merasa tidak nyaman, terasa takut, takut sekali Allah bakal menumpulkan iman kita. Pertahanan kita runtuh, takwa kita tak berbekas, lalu apa lagi harta kita?

Jika saja esok hari Allah tidak menghidupkan kita lagi, apa yang akan kita katakan pada Allah..

“Ya Allah, semalam aku bermaksiat, aku memikirkan dia yang kucinta, aku ingin dia jadi milikku Ya Allah, kumohon!” Pikiran aneh itu menggelayut dalam pikiran orang yang mencinta, pada umumnya! Orang yang dicinta akan tampak sempurna luar dalam bukan? Padahal senyatanya Allah telah menutup aib-aib mereka..

Egois.. apa lagi namanya, cinta itu buta, namun jika bertabrakan dengan definisi beragama, itu seolah luluh lantak, tak berbekas! Tak ada cinta, kecuali yang diridhoi Allah..! Itu Absolut!

Apa yang akan kita rasakan saat kita bersujud dihadapan Allah, sedangkan kita memikirkan hal lain.. yang dia juga sesama ciptaannya! Serasa tak adil kan? Ketika sendiri, kita sakit, bukankah yang ada hanya Allah saja? Lalu kenapa begini?

Dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah..
Sesungguhnya orang yang merasakan kesulitan untuk meninggalkan kemaksiatan yang terbiasa ia lakukan hanyalah ia yang melakukannya bukan karena Allah. Adapun orang yang jujur dan ikhlas dari hatinya karena Allah, maka ia tidak akan merasakan kesulitan dalam meninggalkan itu semua, kecuali pada awalnya saja. Hal ini sebagai ujian baginya apakah ia jujur dalam meninggalkan kemaksiatan tersebut ataukah ia berdusta. Apabila ia bersabar sebentar saja pada kesulitan yang ia rasakan di awal, niscaya ia akan merasakan kelezatan (dalam meninggalkan kemaksiatan itu)..

“Perbuatan baik bisa dilakukan oleh orang yang baik maupun orang yang jahat, namun tidak akan mampu meninggalkan maksiat kecuali orang yang jujur imannya.” (Thariiqul Hijratain, karya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah)..

Kemaksiatan akan mematikan hati :

… sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS.Al-Muthaffifin:14)

Kata ‘Raana’ yang berarti penutup, ditafsirkan bahwa apabila seseorang berbuat dosa, mulailah ada titik hitam pada hatinya.

Sesungguhnya seorang mu’min bila berbuat dosa, terjadilah suatu titik hitam pada hatinya. Maka jika dia taubat dan mencabut diri dari dosa itu serta segera memohon ampun kepada Allah, terhapuslah titik hitam itu. Tetapi jika bertambah dosanya, maka bertambah pula titik itu. Itulah ‘raana’ yang disebutkan Allah dalam Qur’an.” (HR.Ahmad)

Maksiat memang berat, kita ndak akan kuat! Pantas saja ibadah tak terasa nikmat. Hati kita akan kotor bagaikan kaca yang berdebu. Cahaya akan sulit menembusnya! Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita..

Ada satu nasihat yang sangat bagus menurut saya, mungkin bisa diterapkan, mengingat telah banyak kasus terselesaikan karena hal ini.. Apa itu? Ia adalah istighfar.. “Orang yang paling bahagia adalah orang yang menemukan catatan amalnya dipenuhi dengan istighfar..” So beautiful, I love it so much..

Semoga tulisan ini bermanfaat.. Allah selalu membersamai kita J