Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Wahai anak-anakku!
Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat
Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”
(TQS.Yuusuf: 87)
Ada
seorang yang melakukan maksiat, tapi disaat yang sama dia juga berusaha menta’ati
Allah, beribadah mencari ilmu, tapi orang ini berputus asa karena belum bisa
meninggalkan maksiatnya. Sedangkan setiap saat selalu berdo’a, adakah salafush
sholeh yang bisa menjadi ibrah atas kejadian ini.
Beribadah
pada Allah, ketika beribadah kita harus memiliki roja’ (harapan), bahwasanya
kita tidak boleh putus asa dari rahmatnya Allah setiap waktunya.
Ada
salah satu sahabat yang memiliki sifat semacam ini. Siapa yang bisa
menyebutkan? Siapa sahabat yang taubat-balik lagi-taubat-balik lagi? Tapi
akhirnya taubat. Ia adalah Abu Mihjan. Abu Mihjan itu kesukaannya apa? Minum
khamr..
Minum
khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk, minum khamr lagi, dicambuk..
Anda
tahu sampai kapankah ia bertaubat?
Yaitu
ketika dia, selain minum khamr, kecintaannya kepada jihad itu luar biasa,
sampai ke ubun-ubun.. Itulah Maa syaa Allah nya yaa.. Ia seorang (maaf) preman,
tapi ia preman yang suka berjihad. Jika kita bandingkan di zaman sekarang,
orang berilmu belum tentu suka berjihad.
Minum
khamr merupakan dosa besar. Ia minum khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk,
minum khamr dicambuk, lalu sampai ketika ada pasukan peperangan yang kemudian
sedang berjihad, sengaja dibawalah Abu Mihjan, kemudian ditali lah dia. Lalu
terjadilah peperangan yang terdengar dengan telinganya. Dia tidak bisa ikut
berperang. Kenapa?
Dia
adalah peminum khamr. Peminum khamr dilarang untuk ikut, karena apa? Justru
akan melambatkan kemenangan, karena orang yang berdosa justru akan membantu
musuh. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, jika kita ingin dimenangkan
oleh Allah, minimal jangan membantu musuh dengan kemaksiatan dari dosa yang
kita kerjakan. Itu akan menjadikan terlambatnya kemenangan datang kepada kaum
muslimin.
Maka
Abu Mihjan ketika saat itu mendengar suara peperangan yang luar biasa, dan dia
terikat pada sebuah kayu, ia menangis.. :( Dia berkata, “Maa syaa Allah..
Gara-gara minuman laknat saya tidak bisa ikut berjihad untuk membela kalimat
Allah.” hanya mendengar suaranya (peperangan) saja.
Ada
salah satu isteri komandan yang hadir di saat itu. Akhirnya dia iba melihat Abu
Mihjan yang menangis. Dilepaskan dengan syarat, “Nanti sebelum perang
selesai balik lagi ya, ikat lagi tanganmu.” Abu Mihjan mengiyakan, In syaa
Allah..
Abu
Mihjan berperang, sampai kemudian dia menutupi wajahnya supaya tidak terlihat
bahwasanya dia adalah Abu Mihjan. Perang dengan luar biasa, sampai komandannya
berkata, “Kalaulah bukan Abu Mihjan yang sedang aku ikat di belakang, pasti
ini adalah Abu Mihjan.” Padahal itu adalah benar Abu Mihjan. Sudah banyak
orang-orang yang tertebas dan kemudian dia kembali lagi..
Maa syaa Allah, disitu kita melihat, jangan pernah berputus asa. Abu Mihjan itu taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, tapi akhirnya taubat. Itulah yang menjadikan kita tidak berputus asa. Karena apa? Sebanyak apapun dosa yang menggunung tinggi, walaupun menyentuh pintu langit, tapi ketika kita bertaubat dan menyesal, maka Allah akan menerimanya. In syaa Allah..
Maa syaa Allah, disitu kita melihat, jangan pernah berputus asa. Abu Mihjan itu taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, tapi akhirnya taubat. Itulah yang menjadikan kita tidak berputus asa. Karena apa? Sebanyak apapun dosa yang menggunung tinggi, walaupun menyentuh pintu langit, tapi ketika kita bertaubat dan menyesal, maka Allah akan menerimanya. In syaa Allah..
Allah
mencari manusia bukan hanya yang banyak shalatnya, tetapi Allah juga mencari
manusia yang mereka itu melakukan dosa tetapi mereka kembali kepada Allah
dengan menyesali dosanya..
Perhatikan,
ketika Allah memerintahkan untuk shalat, Allah tidak mengatakan “bergegas.”
Allah ketika memerintahkan untuk berpuasa, Allah tidak mengatakan “bergegas”.
Allah ketika memerintahkan kita untuk bersedekah, tidak mengatakan “bergegas.”
Tapi ketika Allah memerintahkan kita untuk bertaubat, Allah mengatakan apa?
“Bergegaslah kamu..”
Maka
tahulah kita, panah apa yang paling disenangi iblis? Bukan panah zina. Panah
yang paling disenangi iblis bukan panah khamr. Panah yang disenangi iblis bukan
panah membunuh. Tapi panah yang paing disenangi iblis adalah panah Taswif.
Apa
itu panah Taswif? Yaitu, orang itu melambatkan taubat, dan selalu
berkata, “Besok taubatnya kalau sudah punya anak satu”, “Besok kalau
sudah pensiun”, “Besok taubatnya kalau sudah tidak punya uang.”
“Tumben,
tidak minum?”, “Iya, lagi bokek.” Nah itu bukan taubat. Itu namanya Taswif.
Inilah yang menjadikan kita harus yakin kepada apa yang telah dijanjikan Allah
Subhanahuwata’ala..
Sumber:
Lampu Islam
Semoga
bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar