Minggu, 18 Desember 2016

Laa Taiasuu..


Laa Taiasuu..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”

(TQS.Yuusuf: 87)

Ada seorang yang melakukan maksiat, tapi disaat yang sama dia juga berusaha menta’ati Allah, beribadah mencari ilmu, tapi orang ini berputus asa karena belum bisa meninggalkan maksiatnya. Sedangkan setiap saat selalu berdo’a, adakah salafush sholeh yang bisa menjadi ibrah atas kejadian ini.

Beribadah pada Allah, ketika beribadah kita harus memiliki roja’ (harapan), bahwasanya kita tidak boleh putus asa dari rahmatnya Allah setiap waktunya.

Ada salah satu sahabat yang memiliki sifat semacam ini. Siapa yang bisa menyebutkan? Siapa sahabat yang taubat-balik lagi-taubat-balik lagi? Tapi akhirnya taubat. Ia adalah Abu Mihjan. Abu Mihjan itu kesukaannya apa? Minum khamr..
Minum khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk, minum khamr lagi, dicambuk..

Anda tahu sampai kapankah ia bertaubat?
Yaitu ketika dia, selain minum khamr, kecintaannya kepada jihad itu luar biasa, sampai ke ubun-ubun.. Itulah Maa syaa Allah nya yaa.. Ia seorang (maaf) preman, tapi ia preman yang suka berjihad. Jika kita bandingkan di zaman sekarang, orang berilmu belum tentu suka berjihad.

Minum khamr merupakan dosa besar. Ia minum khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk, minum khamr dicambuk, lalu sampai ketika ada pasukan peperangan yang kemudian sedang berjihad, sengaja dibawalah Abu Mihjan, kemudian ditali lah dia. Lalu terjadilah peperangan yang terdengar dengan telinganya. Dia tidak bisa ikut berperang. Kenapa?

Dia adalah peminum khamr. Peminum khamr dilarang untuk ikut, karena apa? Justru akan melambatkan kemenangan, karena orang yang berdosa justru akan membantu musuh. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, jika kita ingin dimenangkan oleh Allah, minimal jangan membantu musuh dengan kemaksiatan dari dosa yang kita kerjakan. Itu akan menjadikan terlambatnya kemenangan datang kepada kaum muslimin.

Maka Abu Mihjan ketika saat itu mendengar suara peperangan yang luar biasa, dan dia terikat pada sebuah kayu, ia menangis.. :( Dia berkata, “Maa syaa Allah.. Gara-gara minuman laknat saya tidak bisa ikut berjihad untuk membela kalimat Allah.” hanya mendengar suaranya (peperangan) saja.

Ada salah satu isteri komandan yang hadir di saat itu. Akhirnya dia iba melihat Abu Mihjan yang menangis. Dilepaskan dengan syarat, “Nanti sebelum perang selesai balik lagi ya, ikat lagi tanganmu.” Abu Mihjan mengiyakan, In syaa Allah..

Abu Mihjan berperang, sampai kemudian dia menutupi wajahnya supaya tidak terlihat bahwasanya dia adalah Abu Mihjan. Perang dengan luar biasa, sampai komandannya berkata, “Kalaulah bukan Abu Mihjan yang sedang aku ikat di belakang, pasti ini adalah Abu Mihjan.” Padahal itu adalah benar Abu Mihjan. Sudah banyak orang-orang yang tertebas dan kemudian dia kembali lagi..

Maa syaa Allah, disitu kita melihat, jangan pernah berputus asa. Abu Mihjan itu taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, tapi akhirnya taubat. Itulah yang menjadikan kita tidak berputus asa. Karena apa? Sebanyak apapun dosa yang menggunung tinggi, walaupun menyentuh pintu langit, tapi ketika kita bertaubat dan menyesal, maka Allah akan menerimanya. In syaa Allah..

Allah mencari manusia bukan hanya yang banyak shalatnya, tetapi Allah juga mencari manusia yang mereka itu melakukan dosa tetapi mereka kembali kepada Allah dengan menyesali dosanya..

Perhatikan, ketika Allah memerintahkan untuk shalat, Allah tidak mengatakan “bergegas.” Allah ketika memerintahkan untuk berpuasa, Allah tidak mengatakan “bergegas”. Allah ketika memerintahkan kita untuk bersedekah, tidak mengatakan “bergegas.” Tapi ketika Allah memerintahkan kita untuk bertaubat, Allah mengatakan apa? “Bergegaslah kamu..”

Maka tahulah kita, panah apa yang paling disenangi iblis? Bukan panah zina. Panah yang paling disenangi iblis bukan panah khamr. Panah yang disenangi iblis bukan panah membunuh. Tapi panah yang paing disenangi iblis adalah panah Taswif.

Apa itu panah Taswif? Yaitu, orang itu melambatkan taubat, dan selalu berkata, “Besok taubatnya kalau sudah punya anak satu”, “Besok kalau sudah pensiun”, “Besok taubatnya kalau sudah tidak punya uang.”

Tumben, tidak minum?”, “Iya, lagi bokek.” Nah itu bukan taubat. Itu namanya Taswif. Inilah yang menjadikan kita harus yakin kepada apa yang telah dijanjikan Allah Subhanahuwata’ala..

Sumber: Lampu Islam

Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar