Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Salah
satu diantara mereka yang mendapatkan naungan Allah Subhanahuwata’ala di hari
kiamat adalah orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karena
Allah, berpisahpun karena Allah.”
Let’s
check it out!
Hari kiamat. Hari
kiamat, Ya! Hari kiamat. Penjelasan mengenai hari kiamat sudah sangat sering
kita dengar. Ingatkah anda di tahun 2012 lalu? Sebuah ramalan yang
menggemparkan Indonesia, bahkan sampai “melancong”
ke luar negeri. Filmnya pun sangat ngeri terasa, ya! “2012” Tentang terjadinya
kiamat, tergulungnya lautan, hancurnya
alam semesta, runtuhnya jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Semua
orang berlari kencang, ada yang pakai mobil juga, berharap mereka mampu
menyelamatkan diri dari kekacauan kiamat. Namun yang tersebut adalah versi
film, versi aslinya tak ada yang mengetahui kapan pastinya, termasuk orang
terkasih Allah Subhanahuwata’ala yaitu Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam
sendiri..
Yuk mari saya
mengajak pembaca memaknai arti “High
Class Love” bagaimana anda sekalian memaknai istilah ini? Maknanya
bermacam-macam, mungkin ada yang mengartikan cinta sejati,... yaaa, bolehlah J atau mencintai
orang yang high/tinggi? Kalo itu
kriteria mungkin iya.. apalagi ditambah putih, elok paras, berada, strata
sosial yang wow.. siapa yang tak tertarik? Tapi kita tepiskan dulu pandangan
itu ya...
High Class Love disini berarti
cinta tingkat tinggi, cinta yang mana itu
mah, Mbak? Cinta tingkat tinggi yaitu dimana dua orang/lebih yang saling mencintai
karena Allah, mereka berpisahpun karena Allah juga.. So sweet kan? Misalnya begini, Abu Bakar dan Rasulullah adalah
contoh simpelnya. Beliau berdua ibarat surat dan perangkonya, amplop dan
lemnya, gelas dan tutupnya, yap tak terpisahkan. Sahabat tingkat tinggi,
cintanya juga tingkat tinggi. Jika Abu Bakar melakukan suatu kesalahan, maka
Rasulullah menasihatinya, Rasulullah melakukan ini, Abu Bakar juga ayuk, ketika
Abu Bakar khawatir dalam kejaran kaum kafir ketika berada di gua, Rasulullah
pun menenangkannya, “Innallaha ma’ana..”
Sesungguhnya Allah bersama kita.. Do’anya untuk dua orang lho.. Bahkan anda
pasti tahu Aisyah putri Abu Bakar, beliau dinikahkan dengan Rasulullah ketika
usianya sangat belia.. Bukan main tingkat tingginya (persahabatannya)..
Dari kisah
Rasulullah dan Abu Bakar kita dapat menarik kesimpulan, high class love adalah ketika kamu mencintai Allah, aku juga mencintaimu.
Ketika kamu masih di koridor/ jalan Islam aku “yuk mari” sama kamu (akidah), kita adalah satu. Jika kamu salah, aku
bertugas meluruskanmu. Jika aku salah, maka tolong luruskan aku. Jika kamu
butuh bantuan, In Syaa Allah aku menolongmu selama dalam kebaikan dan untuk
kepentingan Islam. Kita kuat karena Islam.. Terkadang ada kebingungan yang
mengganjal antara meluruskan dan “kekuatan”
untuk men-judge.
“Kamu itu gini ya
ternyata, ga nyangka aku.”
“Kamu..! Yang kamu lakukan itu..*****! Pasti kamu ikut
aliran ini kan?”
Kalimat itu hal sepele, tapi dalam maknanya. Terkadang untuk
mengungkapkan sesuatu, namun jika salah bahasa/ penggunaan kalimat bisa jadi negative effect buat diri sendiri.
Alangkah lebih
bagus jika kita menggunakan tutur kata yang lebih sopan dan ramah untuk
meluruskan sesuatu. Misal, ada dua orang sahabat Adam dan Muhammad. Kisahnya
begini. Adam adalah seorang yang berisbal (belum bercelana diatas mata kaki),
nah sebagai sahabat yang baik Muhammad menyeru kepada yang haq (benar) untuk
mengajak Adam mulai tidak berisbal (bercelana sedikit atas dari mata kaki).
“Akhi Adam, oh ya kemarin saya dapat info
dari ustadz saya ada kajian menarik di Masjid Sakinah lho..”
“Wah iya kah? Temanya tentang apa ya akhi Muhammad?”
“Wah itu rahasia, nanti ndak surprise lagi dong, In Syaa
Allah kajiannya bermanfaat dan menarik. Ikut ya akhi, temani saya hehe, besok
saya jemput dehh..” (kalimat ini menasihati secara
tidak langsung (lewat kajian), tidak menjudge
secara langsung, ada akhlaknya
(tolong menolong)..
Teman mana yang tidak
melting coba? Sudah diajak, dijemput,
tambah di traktir lagi hehe.. berlapis-lapis berkahnya J Daaaaann
keesokan harinya.. Taraaa...
“Akhi Adam,
Alhamdulillaah antum semakin handsome sekarang,
saya senang dengan perubahan akhi sekarang, In Syaa Allah akan berkah, saling
mendo’akan ya Akhi..”
“Syukron ya akhi
Muhammad, kajian kemarin sangat membekas di hati saya, do’akan saya istiqomah
seperti ini ya Akhi..”
“Waiyyaka akhi
Adam, semoga kita selalu diberi rahmat, ilmu, dan hikmah selalu Aamiin..”
“Wah, akhi Muhammad
kapan-kapan saya mau dong diajak kajian lagi hehe..”
“In Syaa Allah, In
Syaa Allah akhi.. saya sangat senang sekali.. Semoga Allah mempertemukan kita
di hari kiamat, di naungan arsy Allah, dimana dua orang yang saling mencintai
dan berpisah karena Allah. Aamiin, Aamiin, Aamiin..”
“In Syaa Allah
akhi...” (ditambah jabat tangan, peluk, salam, daaaannn dobel dobel berkahnya)
hehe
Semoga
bermanfaat...
“Change your word Friends J”