Jumat, 22 Februari 2019

Hai Lay!

.
.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..


🐴🐴
🐧🐧🐧

Assalaamu'alaikum warahmatullah..

.
.

Hai lay 😂



Oke.. kemarin kita bicara ttg penimbunan..
Sekarang adalah masalah kelangkaan..



Setelah panen raya, logikanya barang akan menjadi semakin langka. Kondisi ini persis banget kaya sekarang. Harga membumbung tinggi. Tetapi ada pihak yang sangat terjepit dari semua kondisi ini. Ya! merekaa adalah petani.. giliran pada panen, serempak. Harga anjlog. masih anget banget beberapa bulan yang lalu ada petani di suatu wilayah di Demak, mereka mendemo pemerintah karena harga jual yang tidak sebanding. (Red.sangat muraaah)

Ada lagi, biaya penggarapan yang tak sebanding dengan harga jual barangnya. Katakan saja kalo ga salah kemarin biayanya bisa 30-40 juta per ha dari penggarapan bawang merah. Kalo harga jual bisa sampai 19 ribu per kg bisa lah ya dapetin panen 70 juta.. untung sampai 30 juta broo.. (source: Muria News) tapi teori sama praktek ternyata beda. Harga jual dari perkiraan 19 an ribu anjlog menjadi cuma 4 rb, 5 rb, 6 rb.. logikanya kalo harga segitu akan habis untuk biaya perawatan, operasional, transportasi, depresiasi barang.. 

Kenapa bawang merah?

Karena barang ini cepat perputarannya, relatif mudah jualnya, dan sangat dibutuhkan. Coba sekarang kita mau masak apapun, rata-rata yaa, butuh yang namanya bawang merah.. wkwk

Terkadang di suatu pasar ada 'oknum' pencipta harga.. sebut saja 'pengeboman' harga.. duh pikiranku belum kuat bang.. pelan pelan aja yaa.. oke.. jadi gini ada bos besar pasar, yang penting bukan preman ya gaess.. dia mendapat harga barang sangaaaat muraaaah.. bayangkan aja dia jual ke sesama pedagang pasar induk katakan 8 rb.. tapi jual ke pedagang daerah bisa sampai 4 rb..  ya mau ga mau udah kalah duluan dong sama boss ini.. terkadang otakku ini bilang, bagaimana mungkin bisa? Ya inilah kegilaan pasar yang membuat anda geleng-geleng takjub.. dan bos inilah coach dari coach aku hahaha 😂😂

Rugi besar anda pikir? Mungkin kita masih amatiran wkwk.. yang penting ga tiren.. (koyone ga nyambung dee 😂😂 sambungke aja lah yaa)

Lalu apa aja yang mempengaruhi kelangkaan barang di suatu pasar?

Bisa jadi emang karena ga ada barang, bisa juga ada penimbunan barang.. tapi dalam prakteknya, jika harga pasar cenderung semakin naik, maka daya beli akan lesu.. hal ini dikarenakan setelah panen raya tadi, masyarakat terbiasa dengan harga yang murah, jadi untuk menggeliatkan daya beli, memang membutuhkan beberapa waktu..

Sampai suatu ketika pasar akan membaik dan daya beli masyarakat akan kembali..

Dua komoditas ini sangat cocok untuk bahan pembelajaran. Komoditas apa? Yaitu cabai dan bawang merah. Kenapa? Karena, cenderung fluktuatif, barang basah rentan risiko, dan atraktif di pasaran.. kenapa ga aku aja yaa komoditasnya wakakakakakk 😂😂

Masalah profitability? Ambil aja rerata Rp 500-1000 per kg,  dengan target penjualan menyesuaikan keinginan, jika kita berhasil menjual produk 1 ton di pasaran (mau cabe, atau bawang merah) kita bisa dapet profit harian 1 jt per hari.. estimasi 30 hari kerja, bisa dapet 30 jt per bulan.. sebenernya mau kerja apa aja juga enak, mau di kantor, di pasar, atau di rumah, intinya produktif! Berulang kali aku denger kerja kantoran itu enak, ya semua tergantung sudut pandang masing-masing orang yaa.. kalau isi otak cenderung meluber-luber tumpah, dapat dipastikan! Ia ga akan pernah betah di kantor.. 80% akurat! Ambillah ruang dimana kamu bisa mengembangkan potensi dirimu! Karena tiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolaaah..

Aaaaannddd show must go on !!

Gambar paling pas.. 👍
Hidup itu seni menghadapi masalah
Temukan yang paling bijak dan terapkan
Alay boleh, tapi sesuaikan dosisnya yaa



Hidup memang butuh pengembaraan hingga kita bener-bener nemu yang cocok! Kata orang emang nyaman disini, dimari, tapi kita akan menemukan dan mencintai apa-apa yang sesuai dengan nilai dan keinginan yang kita simpen..

Oke see you.. n jangan pernah remehin pilihan orang, karena kita ga pernah tahu seberapa kuat dia membela, mempertahankannya..

Oh ya.. someday kalo pengen ngobrolin bisnis, fiqh ekonomi islam, desain, arsitektur, interior desain, bisa laa yaa disambung.. oke see you..















Senin, 18 Februari 2019

I Want Tell You Some Story

.
.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
.
.
.
Assalaamu'alaikum warahmatullah..


"Aku dulu sempat meloncat-loncat mencari jalan kebenaran.. jangan pernah bosan dan lelah mencari kebenaran, karena itu akan mengantarkan kepada jalan keselamatan.. sekali lagi salaf itu hanya nama untuk kembali pada ajaran Islam yang murni, karena sekarang sudah banyak yang mengklaim berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits. Namun sangat disayangkan mereka memahami keduanya dengan penafsiran masing-masing, bukan pada pemahaman salafush shalih. Salaf itu bukan organisasi, tidak ada pendirinya, tidak ada ketuanya, karena itu adalah Islam yang hakiki.."

(Aku)

Man bahatsa amsaka, Barangsiapa mencari, dia akan merengkuhnya..


And now, it's your turn.. InsyaAllah..



[Oleh: Al-Ustadz Abu Nashim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz]

Judul tulisan di atas sengaja saya ambil dari sebuah tema Daurah SMA se Eks Karesidenan Surakarta. Ketika itu, mulai dari 25 Desember sampai dengan 28 Desember 2009, Pesantren kami mengadakan kegiatan Daurah untuk yang ke- empat kalinya bagi siswa-siswi SMA/SMK, memanfaatkan musim liburan.

Ketika sebagian muslimin ikut terlena dalam perayaan Natal atau persiapan malam tahun baru, anak-anak muda itu justru semangat-semangatnya mengkaji Islam berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah dan pemahaman Salaf. Rindu dan kangen rasanya dengan momen-momen seperti itu. Sudah ratusan anak muda yang pernah mengecap manisnya Daurah SMA/ SMK tersebut. Entah di mana mereka sekarang? Semoga saja mereka tetap istiqomah!

🐥🐥

Bus yang kami gunakan berukuran sedang. Kurang lebih, empat puluh kursi yang tersedia. Hari Jum’at kemarin, untuk yang kedua kalinya, kawan-kawan dari kabupaten Utmah mengajak saya untuk bergabung bersama mereka dalam kunjungan ke Utmah. Kesempatan yang sulit ditolak! Utmah hari-hari ini dalam view indah-indahnya, kata mereka. Dalam perjalanan pulang, menjelang maghrib, seorang kawan bernama Basyir Al Aanisi mengubah suasana hening menjadi hidup. Dari tempat duduknya yang berada di ujung kiri bagian belakang, ia didaulat untuk berkisah kecil tentang dirinya. “Ceritakanlah perantauanmu! Pengembaraanmu untuk mencari kebenaran hakiki. Pengembaraan yang membuatmu keluar masuk berbagai kelompok Islam. Buatlah kami belajar darimu!”, kata wakil koordinator rombongan.

Mula-mula ia menolak. Dengan malu-malu ia mengaku tidak pantas berbicara di hadapan kami serombongan. Namun permintaan yang terus mengalir disertai dengan permohonan bersama, ia pun mulai bercerita. Sudah banyak kelompok Islam ia datangi. Duduk, berjalan, berdiskusi, hidup dan bergaul di tengah-tengah mereka. Bertahun-tahun lamanya ia mencari kedamaian di hati, namun masih gersang juga hatinya. Ingin ia membasahi hati agar segar, sejuk, hidup dan menyalurkan keteduhan keseluruh jiwanya. Kelihatannya ia berkisah dengan hati. Itu terlihat dengan teriakan takbir secara spontan dari sebagian peserta. Berkisahnya seakan membius kami. Terharu, tersentuh dan tersentak kami dengan ceritanya.

“Satu hal yang saya simpulkan dari kelompok-kelompok itu! Tiap-tiap kelompok menuntut agar pengikutnya memberikan sesuatu untuk kelompoknya. Ikhwanul Muslimin meminta suaramu untuk menang pemilu. Jama’ah Tabligh mengharuskanmu untuk hidup berhari-hari di jalanan. Mau tidak mau, kamu harus duduk khusyu’ di depan kuburan jika bergabung bersama kaum Sufi”, katanya penuh semangat.

Ia melanjutkan, ”Namun berbeda sangat! Setelah saya mengenal Sunnah, Manhaj Salaf, apa yang dituntut? Saya tidak dituntut agar memberikan apa-apa untuk Ahlus Sunnah! Belajarlah agama untuk kepentinganmu sendiri! Shalat, puasa dan beribadahlah untuk kebaikanmu sendiri! Engkau berdakwah? Itu bukan karena dakwah membutuhkan kamu, tetapi kamulah yang membutuhkan dakwah!” “Apakah kamu pernah menangis bahagia ketika mengenal manhaj Salaf? “, tanya seorang peserta. Ia menjawab dengan bercerita tentang dzikir pagi yang biasa ia baca,

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻣَﺎ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺑِﻲ ﻣِﻦْ ﻧِﻌْﻤَﺔٍ ﻓَﻤِﻨْﻚَ ﻭَﺣْﺪَﻙَ، ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻚَ، ﻓَﻠَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟﺸُّﻜْﺮُ

“Ya Allah, setiap nikmat yang aku rasakan di pagi ini, hanyalah berasal dari-Mu semata. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Maka segala puji dan syukur hanyalah untuk-Mu”[1]

“Setiap aku membaca dzikir di atas, aku yakin bahwa nikmat terbesar dalam hidupku adalah mengenal Sunnah, mendekap manhaj Salaf”, katanya mengakhiri kisah. Kisah panjangnya itu mengundang banyak tanggapan dari peserta.

“Man jadda wajada. Barangsiapa bersunggguh-sungguh, pasti ia akan memperoleh yang dicari”

“Man bahatsa amsaka. Barangsiapa mencari, niscaya ia akan merengkuhnya”

“Lan ya’rifa ahadun qadral halaawah illa man jarrabal maraarah. Tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa menilai nilai “manis”, kecuali ia pernah merasakan “pahit”. Namun,yang terpenting dari itu semua adalah firman Allah Ta’ala ;

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺟَﺎﻫَﺪُﻭﺍ ﻓِﻴﻨَﺎ ﻟَﻨَﻬْﺪِﻳَﻨَّﻪُﻡْ ﺳُﺒُﻠَﻨَﺎ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻤَﻊَ ﺍﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar- benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. 29:69)

🐤🐤🐤

Masjid Ibnu Taimiyah. Saya teringat tentang sebuah malam di Masjid Ibnu Taimiyah, Solo. Seorang bapak berpenampilan rapi terlihat begitu antusias di dalam kajian Islam selepas maghrib hari itu. Dengan ditemani Bang Indra, seorang sahabat dekat, mengalirlah perbincangan di antara kami. Saya, Bang Indra dan bapak itu.

“Akhirnya, saya menemukan apa yang saya cari-cari selama ini, Ustadz”, ujarnya. Secara ringkas, bapak itu bercerita tentang latar belakangnya sebagai seorang seniman. Kesukaan kepada dunia seni, menghantarkan beliau menjadi seorang dosen seni di sebuah universitas negeri di kota Yogyakarta. Karir mentereng di dunianya. Beliau sempat menyatakan,” Teman-teman saya banyak yang berpandangan atheis. Tidak meyakini keberadaan sang Khalik. Awalnya saya pun terbawa oleh pandangan tersebut.

Namun, saya mulai merasakan kegalauan dan kegelisahan”. Bapak itu bercerita tentang usahanya yang tidak pernah kenal lelah untuk menemukan penawar gelisahnya. Waktu dan kesempatan digunakan untuk melakukan browsing, berselancar di dunia maya. Mencari dan terus mencari. Agama Islam yang senyatanya banyak firqah dan kelompok sempalan di dalamnya, justru menambah semangat beliau untuk terus mencari.

“Nah, akhirnya saya ketemu dengan Mas Indra di masjid kampung, Ustadz. Saya mulai sedikit-sedikit merasakan apa yang selama ini telah hilang dari diri saya”, kata bapak itu. Tahukah Anda, di manakah titik kulminasi kegelisahan beliau? Ketika beliau, dengan dasar ilmu seni yang dimiliki, mengagumi keindahan alam semesta. Merenungkan keteraturan angkasa raya ini.” Keteraturan yang maha sempurna ini tentu membuktikan bahwa di sana ada Dzat yang mengaturnya!”, kata bapak itu penuh semangat.

Subhaanallah! Kegelisahan telah menghantarkan beliau ke Manhaj Salaf. Sebuah hasil pencarian. Perjalanan spiritual untuk meraih cinta Ar Rahman. Semoga Allah memberkahi beliau.

🌷🌷🌷

Bersabar untuk merengkuh nikmatnya hidup bermanhaj Salaf mengingatkan saya kepada sosok sederhana dari sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Perjalanan yang ia tempuh hingga akhirnya merasakan indahnya Manhaj Salaf terbilang berliku- liku. Profesi di bidang desain grafis ia tinggalkan karena tak bisa lepas dari gambar makhluk bernyawa. Sebuah keputusan yang semakin memperuncing konflik di dalam keluarga.

Istrinya menentang saat ia mulai memanjangkan janggutnya. Perubahan demi perubahan sikap belum bisa diimbangi oleh sang istri. Cekcok adalah santapan sehari-hari. Apalagi pihak keluarga besar sudah mulai ikut campur. Cerita-cerita yang ia sampaikan kepada saya memang menegangkan lagi mengharukan. Bahkan, istrinya pernah lari menghilang.

Subhaanallah!

Memang sudah menjadi sunnatullah, siapa saja yang bertekad untuk menjadi hamba yang shalih, harus dihadapkan dengan berbagai ujian. Apakah ia jujur? Apakah ia bersungguh-sungguh? Apakah ia mudah putus asa? Cepat menyerah? Untuk menguji, seberapa besarkah rasa cinta Nya kepada Allah?

Hari masih begitu pagi, saat ia mengetuk pintu rumah. Gelapnya malam belum terhapus bersih oleh siang. Pasti ada sesuatu yang sangat penting, pikir saya saat itu. Sambil menikmati sejuknya pagi, kami berdua terlibat perbincangan yang serius. Iya, di teras depan rumah saya. Ia tumpahkan semua uneg-unegnya. Ia curahkan endapan rasa dari hatinya. Hampir saja ia putus asa untuk membujuk istrinya. Menyedihkan!

“Begini, Mas. Setiap proses pasti membutuhkan waktu. Coba Panjenengan jawab pertanyaan saya,” Berapa tahun yang Antum butuhkan untuk berubah semacam ini? Sampai Antum benar-benar menerima Manhaj Salaf sepenuh jiwa? Lama kan? Bertahun-tahun kan?”, saya mengajaknya untuk berpikir tenang. Seringkali kita dikuasai oleh sikap egois. Kenapa egois? Bertahun-tahun lamanya kita berlari-lari, mengitari sekian banyak titik, untuk mencari kebenaran hakiki. Akan tetapi, setelah menemukannya, kita seakan “memaksakan” kebenaran itu kepada orang-orang yang kita sayangi. Kita seolah “memaksakan” dalam waktu sekejap, agar orangtua kita menjadi Salafy. Anak-anak, istri atau suami menjadi Salafy.

“Semua membutuhkan waktu, Mas. Panjenengan mesti bersabar! Buktikan bahwa setelah menjadi Salafy, Panjenengan semakin lebih baik lagi di dalam memperlakukannya sebagai seorang istri. Kesankan dan hidupkan kesan di dalam hati istri bahwa setelah menjadi Salafy ia akan bertambah bahagia, nyaman dan tentram!”, pesan saya.

Subhaanallah! Al Quluub bi yadillah. Hati manusia memang berada di antara jari jemari Allah! Waktu terus berjalan dan di sebuah saat, sahabat saya di atas menyampaikan,”Alhamdulillah, Ustadz. Istri saya sudah mau pakai jilbab”.

Beberapa bulan kemudian, ia bercerita kalau istrinya sudah mau diajak ngaji. Dan, sebelum saya berangkat ke Yaman, sahabat saya ini telah menyewa sebuah rumah sederhana di lingkungan Salafy bersama istri dan anak-anaknya. Walhamdulillah

🍁🍁🍁

Pagi ini saya berhenti sejenak pada ayat ke-39 di dalam surat Al An’am.

Sangat indah! Menenangkan hati sekaligus menghadirkan kecemasan. Hati menjadi tenang karena ayat tersebut sangat menghibur mereka yang telah berjuang menyuarakan al haq, menyerukan Manhaj Salaf, namun berakhir dengan penolakan. Di kesempatan yang sama, ayat ini pun menghadirkan kecemasan, apakah kita mampu bertahan di atas cahaya hidayah sampai nafas terakhir esok? Melalui ayat tersebut, Allah berfirman,

ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺈِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳُﻀْﻠِﻠْﻪُ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺸَﺄْ ﻳَﺠْﻌَﻠْﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُّﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk mendapat petunjuk), Niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. (QS. 6:39

Memberikan petunjuk atau menyesatkan adalah hak mutlak milik Allah. Semua ketetapan Nya pasti di atas hikmah dan keadilan. Al Fadhlu lillahi wahdah.

Namun, Allah tidak membiarkan umat manusia begitu saja. Jalan-jalan hidayah telah diterangkan secara sempurna oleh pesuruh-pesuruh Nya. Manusia diberi kemampuan melihat, mendengar, mencerna ,mengolah dan berpikir. Tanda-tanda kebesaran Nya jelas sekali terlihat di alam semesta ini. Ayat syar’iyyah dan ayat kauniyyah!

Ah, bagaimana dengan kita? Mampukah kita tetap istiqomah di jalan Allah sampai akhir hayat nanti? Ya Allah,tetapkanlah hati kami di atas Islam, As Sunnah dan Thalabul Ilmi. Amin yaa Arhamar Raahimiin.



_Daar El Hadith Dzamar_Republic Of Yemen_sebagian dinukil dari buku Resah, Kesah dan Gelisah Kita (dalam proses)_Sabtu 11 Shafar 1435 H/14 Desember 2013_


Minggu, 17 Februari 2019

Refresh..

.
.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..


🌱🌱🌱


Assalaamu'alaikum warahmatullah..




Ada buku bagus dari tim Wesfix buat motivasi lagi.. ga tau apa ini  sekuel keduanya setelah buku "Passion Harus Dipraktekkan" atau ga hehe..

Oh ya bukunya sampul warna orange kalem (kaya aku dong 😂😜)

Ini dia artis mau lewaaat 🐤🐤

Permisi permisi mbak mass 😆




Langsung aja kita denger kata-kata motivasinya gaess.. 😂
.
.
🐥🐥

1. We say we waste time, but that is impossible. We waste ourselves (Alice Bloch)

2. Start by doing what's necessary, then do what's possible, and suddenly you are doing the impossible.
(Francis of Assisi)

3 A goal without a plan is just a wish.
(Antoine de Saint-Exupery)

4. Give me six hours to chops down a tree and I will spend the first hour sharpening the axe.
(Abraham Lincoln)

5. Take the whole responsibility on your own shoulders and know that you are the creator of your own destiny.
(Swami Vivekananda)

6. Do every act of your life as though ot were the very last act of your life.
(Marcus Aurelius)

7. Every minute you spend in planning saves 10 minutes in execution, this gives you a 1000 percent Return on Energy.
(Brian Tracy)

8. Most of us spend too much time on what is urgent and not enough time on what is important.
(Stephen R. Covey)

9. If you are early, you're on time. If you are ontime, you are late.
(Lik Hock Yap Ivan)

10. Readiness is the mother of luck.
(Baltasar Gracian)

11. There is nothing that can't be done. If you can't make something, it's because you haven't tried hard enough.
(Sakichi Toyoda)

12. Forget past mistakes. Forget failurs. Forget everything except what you're going to do now, and do it.
(William Durrant)

13. The best way to get something done is to begin.
(Unknown)

14. When you live for a strong purpose, then hard work isn't an option. It's a necessity.
(Steve Pavlina)

🌷🌷

Rencana hidup pun tidak mengenal kata terlambat. Hanya saja semakin dini anda melakukan perencanaan, semakin banyaklah kesempatan yang kalian peroleh..

Peter F.Drucker, pakar managemen pernah mengatakan, " If you fail to plan, you plan to fail.."
Ungkapan itu banyak dikutip hingga sekarang, sebab semua orang mengamini kebenarannya..

Parkinson's Law : Dengan memberikan tugas yang sama, dengan batasan waktu yang menyurut. Awalnya dalam dua jam, 1 jam, dan akhirnya dalam waktu 10 menit

Bayangkanlah, jika anda sedang mendaki gunung. Jika anda melihat dari kejauhan, gunung tersebut tampak kecil, dan mudah didaki. Ketika semakin dekat, lama-lama gunung tersebut mulai tampak besar. Maka dari itu, tidak ada salahnya membuat deadline bayangan, exp. Buat deadline waktu 2 hari lebih cepat.

Konon ayam petelur akan lebih produktif ketika ditempatkan di kandang yang tidak terlalu luas, dengan tempat bertelur yang telah siap disana. Ayampun akan cepat bertelur, jika bersamaan dengan ayam petelur lainnya.

Dalam hal ini, yang perlu kita cermati adalah: produktivitas anda dan etos kerja yang anda miliki saat ini, dipengaruhi oleh tempat kerja anda.

Untuk menjaga mood anda, anda baiknya anda memiliki kebiasaan untuk memulai segalanya lebih awal

Cerdaa membuat estimasi. Berapakah waktu yang diperlukan untuk Gareth Bale, pemain sepak bola dari  tengah lapangan ke gawang lawan? Hanya kira-kira 6 detik ( dengan penghalang yang seberapa tangguh).

Kalo nanti ada sekuel ketiga, insyaAllah cerita lagi yaa..

🍁🍃🌷🍒🍓


Jumat, 15 Februari 2019

Wait; Waiting List

.
.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..


Assalaamu'alaikum warahmatullah..


Batu kalo kebentur batu itu bakalan sakit lhoo..
wkwk..


Aku tahu sebenernya kamu itu cerdas, hanya saja terlalu cepat memutuskan. Aku bingung sebenernya, apa yang salah dari manhaj salaf? Sekali lagi itu hanya fitnah belaka..


Kok aku jadi alay yaa wkwk 


Tahu tak tahu apakah kamu bener jodoh aku apa kagak.. cuma jalannya aja yang harus berkelok-kelok kayak gini.. 
Satu kata, berat!
Mungkin kalo kamu tahu tulisan aku alay gini, kamu bakal ketawain akuu haha..



Eehmm buku ini insyaAllah jadi waiting list yang bagus.. Andai aku punya telepati yang kuat, niscaya aku akan mengetahui apa yang ada dipikiran kamu..


Sebenernya aku juga bisa puitis tapi hanya emakku yang tahu haha


Ini buku rekomendasi temen aku..





Tolong baca yaa.. bukan buat aku (GR amat akunya), tapi untuk agama kamu..
Ya sama buat temen-temen web juga dee..

Oke see you tapi ga tau kapan.. 😂


Kamis, 14 Februari 2019

Talk Economics ; Ikhtikar

.
.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..



Allahumma inni as'aluka ilman nafi'an
wa rizqon toyyiban
wa amalan mutaqobbalan


Karuniakan pada kami pikiran yang cemerlang, serta hati yang suci
.
.

Assalaamu'alaikum warahmatullaah..



Kita dituntut jeli membaca peluang. Ini yang sulit. Pada konsep mikroekonomi keseimbangan permintaan dan penawaran ini sangat penting, dimana ini sangat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Sudah sunnatullah bahwa pedagang itu menginginkan keuntungan berlipat ganda. Tapi jika berbenturan dengan definisi beragama untuk apa?

Siapa yang tidak tertarik dengan perbincangan hangat seputar profitabilitas? Misalkan saja komoditas cabai. Komoditas cabai kering memang sangat laku bila dijual dikala musim dingin. Apakah sebabnya? Inilah kelebihan membaca peluang yang sekolahnya perlu bertahun-tahun. Dikala musim kemarau mereka membeli cabai besar-besaran lalu dijemur hingga kering. Fakta menarik.. cabai kering ternyata mampu menyerap kelembapan sekitar, bobot logikanya akan semakin susut. Tapi ini justru sebaliknya, karena ia bisa menyerap kelembapan disekitarnya, bobot pun cenderung bertambah.. apakah ini dipelajari di bangku kuliah? Ternyata tidak..

Komoditas lain. Yaitu ikan asin. Simpel dan sepele yaa.. dibalik itu semua tersimpan kengerian motif ekonomi terselubung. Tapi tidak semua berpikir seperti itu kok bro hehe.. dikala musim kemarau mereka membeli ikan besar-besaran. Dan ini kuncinya! "Cara Penyimpanan" jika kita tahu cara mengolah, dan menyimpan, dilengkapi dengan fasilitas gudang pendukung yang tokcer dengan segala fasilitas didalamnya, itu semua akan berjalan mulus dan pundi-pundi keuntungan pun masuk ke kantong spekulan. Mereka akan menjual dengan harga meroket di musim dingin karena ga ada matahari buat jemur.. kaya makin kayaa ceritanya.. Hmmm.. aku merasa butiran debu..

Selamat datang di universitas kehidupan.. dan ini sungguh menarik.

Percaya tak percaya ada pedagang besar di pasar kami lulusan luar negeri, sungguh tokcer. Ia mampu menjalin relasi dengan petani bawang di Republik Rakyat Tiongkok, sebut saja China. Ia menjadi pemasok satu-satunya bawang di pasar kami dengan kualitas cukup baik bernama "Himalaya.."
(Yang ini cikal bakal solusi dari penimbunan yang membuat ane pusing tujuh keliling haha ada ada ajaa.. pantengin ya pembahasannya)

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan.. ibarat kita mengetahui rumus pythagoras.. tahu rumusnya, masukin angkanya, ketemu dee kunci jawabannya, dan selesai sampai situ saja..

Bandingkan jika rumus itu dipraktekkan untuk membuat kuda-kuda rumah? Maka akan terciptalah rumah yang aman dan nyaman untuk penghuninya.. (thankyou om dan maaf agak bikin jengkel ya ane nya wkwk)

Kembali ke kasus ikhtikar (penimbunan). Dalam Islam, diketahui didalam hukum Islam penimbunan itu dilarang. Tapi coba kita telaah bersama. Membeli barang di saat harga barang murah atau musim panen adalah suatu hal yang biasa dilakukan pedagang. Setelah membeli logikanya tidak langsung dijual kan yaa.. ditunggu dulu hingga harga benar-benar naik. Keuntungan berlipat kali..

🐥🐥

Jurnal Iqtishad :

Dasar pengambilan hukum ikhtikar ada dalam hadits Rasulullah..

"Orang-orang Jalib (Importir) itu diberi rizki, dan penimbun dilaknat.." (Al-Bayhaqi, Sunan Al Kubra)

"Barangsiapa menimbun barang dengan tujuan membuat kesusahan bagi kaum muslimin maka dia tercela." (HR.Ahmad)

Dari hadits tersebut para ulama' menetapkan hukum bahwa diharamkannya menimbun ada dua syarat. Pertama, akan menyebabkan penderitaan penduduk suatu negara. Kedua, menaikkan harga dengan harapan mendapat keuntungan yang berlipat ganda, sehingga masyarakat merasa berat untuk mendapatknnya..

Misalnya, dalam penerapan di Pasar Induk, importir bawang putih menetapkan harga normal meskipun dia memonopoli pendistribusian komoditas. Jika harga sedang naik, ia juga menaikkan pada tataran wajar (bukan karena penimbunan). Ini diperbolehkan..

🌷🌷

Adapun larangan untuk memonopoli atau yang disebut ihtikar, maka maksudnya ialah membeli barang dengan tujuan untuk mempengaruhi pergerakan harga pasar. Dengan demikian, ia membeli dalam jumlah yang (sangat) besar, sehingga mengakibatkan stok barang di pasaran menipis atau langka. Akibatnya masyarakat terpaksa memperebutkan barang tersebut dengan cara menaikkan penawaran.
Upaya mempengaruhi harga pasar, dengan pembelian besar-besaran kemudian menimbunnya semacam inilah yang disebut dengan ihtikar atau monopoli yang diharamkan.
Ibnul Qoyyim berkata, “Hadis yang berbunyi ‘Tidaklah ada orang yang menimbun melainkan ia telah berbuat dosa.’ Penimbunan adalah perbuatan yang dapat menyusahkan masyarakat luas. Karenanya, Anda tidak dilarang untuk menimbun barang yang tidak menyusahkan masyarakat.” (I’lamul Muwaqqi’in, 3:183)
Al-Qadhi Iyadh menegaskan, “Alasan larangan menimbun ialah guna menghindarkan segala hal yang menyusahkan umat Islam secara luas. Segala yang menyusahkan mereka wajib dicegah. Dengan demikian bila pembelian suatu barang di suatu negeri menyebabkan harga barang menjadi mahal, dan menyusahkan masyarakat luas, maka itu wajib dicegah demi menjaga kepentingan umat Islam. Pendek kata, kaidah menghindarkan segala hal yang menyusahkan adalah pedoman dalam masalah ini (penimbunan barang).” (Ikmalul Mu’lin,)

Source : Konsultasi Syariah