Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalaamu'alaykum everyone..
Kali ini saya akan menulis tentang sebuah catatan, yang sebenarnya sangat ingin saya sampaikan kepada seseorang. Saya telah mengenalnya sejak masih SMA.. Karena ini sangat mengganjal, saya ingin paparkan dalam sebuah tulisan dibawah ini.
Sebenarnya dia adalah orang baik. Hanya saja, sangat sulit.. sulit untuk membuka bahwa itu harus diluruskan, begitupula sebaliknya, ia selalu mencoba menjelaskan bahwa sebenarnya Shufi itu..
.
.
Baik
.
.
.
Saya memang belum sempat menyampaikan ini kepadanya, namun setidaknya tulisan ini akan memiliki manfaat untuk yang lainnya, insyaAllah..
Kutipan yang sering saya dengar dari Shufiyyah..
"Saya beribadah kepada Allah bukan karena menginginkan Surga tidak pula karena takut dengan Neraka." (Shufi)
Nah, saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait Shufiyyah
Kata-kata shufiyyah diambil dari akar kata Yunani yaitu sophia artinya adalah hikmah. Ada pula yang mengatakan bahwa kata itu dinisbatkan kepada pakaian shuuf (wol) - dan inilah makna yang paling dekat dengan kebenaran (Al-haq) - dan pendapat inilah yang dianggap kuat oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, sebab beliau melihat langsung orang-orang shufi memakai pakaian dari shuuf (wol) dengan anggapan bahwa pakaian itu melambangkan kezuhudan.
Penamaan Tashawwuf dan Shufi tidak dikenal pada awal Islam. Penamaan ini terkenal (ada) setelah itu, atau masuk ke dalam Islam dari ajaran agama dan keyakinan selain Islam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan bahwa awal munculnya shufiyah adalah dari Bashrah di Irak. Di Basrah terjadi sikap berlebih-lebihan dalam kezuhudan dan ibadah yang tidak pernah terjadi di seluruh negeri.
Dr.Shabir Tha'imah memberi komentar dalam kitabnya, ash-Shuufiyyah Mu'taqadan wa Maslakan, "Jelas bahwa Tashawwuf dipengaruhi oleh kehidupan para pendeta Nasrani, mereka suka memakai pakaian dari bulu domba dan berdiam di biara-biara, dan ini banyak sekali. Islam memutuskan kebiasaan ini ketika ia membebaskan setiap negeri dengan tauhid. Islam memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan dan memperbaiki tata cara ibadah yang salah dari orang-orang sebelum Islam."
Syaikh Dr.Ihsan Ilahi Zahir rahimahullah (wafat tahun 1407 hijriyyah) berkata di dalam bukunya at-Tashawwuf al-Mansya' wal Mashaadir, "Apabila kita memperhatikan dengan teliti tentang ajaran Shufi yang pertama dan terakhir (belakangan) serta pendapat-pendapat yang dinukil dan diakui oleh mereka di dalam kitab-kitab Shufi, baik yang lama maupun yang baru, maka kita akan melihat dengan jelas perbedaan yang jauh antara Shufi dengan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Begitu juga kita tidak pernah melihat adanya bibit-bibit Shufi di dalam perjalanan hidup Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau, yang mereka adalah (sebaik-baik) pilihan Allah Ta'ala dari para hamba-Nya (setelah para nabi dan rasul). Sebaliknya kita bisa melihat bahwa ajaran Tashawwuf diambil dari para pendeta Kristen, Brahmana, Hindu, Yahudi, serta kezuhudan Budha, konsep Asy-Syu'ubi di Iran yang merupakan Majusi di periode awal kaum Shufi, Ghanusiyah, Yunani, dan pemikiran Neo-Platoisme, yang dilakukan oleh orang-orang Shufi belakangan."
Ajarannya dinamakan tashawwuf, sedang orang yang menganut dan memeluknya dinamakan Shufi. Thasawwuf dan pemeluknya termasuk ahlul bid'ah yang sesat dan menyesatkan. Tashawwuf dibina atas dasar kebodohan diatas kebodohan, sebab hakikat ajaran Tashawwuf adalah kebodohan. Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata, "Kalau seorang belajar Tashawwuf di pagi hari maka pada waktu siang dia telah menjadi orang yang paling dungu."
Recommended book for you 📚📚
Bid'ah dalam tashawwuf sangat banyak sekali, diantaranya :
1. Mereka membatasi serta membangun ibadah-ibadah mereka atas dasar rasa cinta saja dan tidak mempedulikan rasa takut dan harap, sebagaimana dikatakan oleh sebagian mereka, "Saya beribadah kepada Allah bukan karena menginginkan Surga tidak pula karena takut dengan Neraka."
2. Mereka menjadikan kubur-kubur wali, orang shalih atau yang lainnya sebagai tempat ibadah. Mereka mengajak manusia untuk menyembah kubur (walau dia sempat mengatakan tidak semua Shufi seperti ini, tapi banyak sekali keganjilan Shufi yang lainnya.. point 3..)
3. Secara umum, dalam beragama dan beribadah mereka tidak merujuk kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah serta tidak mencontoh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam. Yang menjadi rujukan mereka adalah perasaan mereka, ajaran guru-guru mereka berupa tarekat-tarekat yang bid'ah, berbagai dzikir dan wirid yang bid'ah, bahkan mereka juga berdalil dengan cerita-cerita, mimpi-mimpi, dan hadits-hadits palsu untuk membenarkan ajarannya. Itu semua sebagai ganti dari berdalil dengan Al-Qur'an dan as-Sunnah.
4. Mereka melazimi (terus-menerus mengamalkan) dzikir dan wirid yang dibuat oleh guru mereka sehingga menjadi terikat dengannya, beribadah dengan membacanya, bahkan bisa jadi mereka lebih mengutamakan dzikir dan wirid itu daripada membaca Al-Qur'anul Kariim. Dan mereka menamakannya dengan "dzikir khusus."
Adapun dzikir yang berasal dari al-Qur'an dan As-Sunnah mereka namakan dengan "dzikir umum." Maka kalimat Laa ilaaha illallah menurut mereka adalah dzikir umum. Adapun dzikir khusus adalah bentuk kata tunggal, yaitu "Allah", sedang dzikir yang lebih khusus lagi (khashshatul khashshah) ialah kata "Huwa (Dia)."
5. Mereka berlebih-lebihan terhadap para wali dan guru-guru mereka. Ini bertentangan dengan akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Sebagian mereka mengatakan, "Maqam (kedudukan/derajat) kenabian di alam barzakh berada sedikit di atas Rasul dan berada di bawah wali."
6. Mereka bertaqarrub kepada Allah melalui nyanyian, tarian, memukul rebana, dan tepuk tangan. Mereka menganggap hal ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
7. Membagi manusia menjadi empat tingkatan : syari'at, tarekat, hakikat, dan ma'rifat. Menurut mereka, apabila seseorang telah mencapau derajat ma'rifat maka orang itu bebas dari kewajiban syari'at dan tidak perlu lagi shalat, puasa, dan lainnya atau tidak perlu lagi menjauhi larangan seperti zina, minum khamr, dan lain-lain.
8. Membuat-buat dan menetapkan berbagai macam ibadah bid'ah seperti shalat, dzikir, dan lainnya yang tidak ada asal-usulnya dalam agama Islam.
9. Berdzikir jama'ah dengan suara keras dan dengan satu suara.
10. Berdzikir dengan lafadz "Allah, Allah, Allah..." atau "Huwa, Huwa, Huwa..." atau "Hu, Hu, Hu..."
11. Adanya ajaran bai'at.
12. Ghuluw kepada guru-guru mereka sampai mereka sujud dan menyembah guru-guru mereka yang telah mati.
13. Mereka mengatakan adanya ilmu batin dan ilmu lahir. Dan menurut mereka ilmu yang mereka dapatkan itu terkadang langsung dari Allah, terkadang melalui Malaikat, terkadang mengambil dari Nabi Khidzir, terkadang dari mimpi, bahkan terkadang mereka menyangka bahwa mereka mengambil ilmu dari Lauhul Mahfuudz.
14. Kalangan yang ekstrim dari mereka mengatakan bahwa Allah menitis ke makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Allah adalah makhluk dan makhluk adalah Allah.
Ada beberapa tarekat Shufi yang terkenal, diantaranya: Rifa'iyyah, Syadziliyah, Qadiriyah, at-Tijaniyyah, dan lainnya..
May Allah bless us with Sunnah..
(Disadur dari buku Mulia dengan Manhaj Salaf oleh Ust.Yazid bin Qadir Jawas)
(Disadur dari buku Mulia dengan Manhaj Salaf oleh Ust.Yazid bin Qadir Jawas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar