Selasa, 11 September 2018

Perfect


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

"Ya Allah jujurkanlah hatiku pada-Mu, hilangkanlah rasa takjub pada diri, dan jika aku alfa maka maafkanlah aku, jangan Engkau siksa aku, dan berikanlah aku ilham untuk menyadari dan menjauhinya (kesalahan itu) lagi.Sesungguhnya dunia sangat berat. Ya, sungguh berat!

Dunia, oh dunia..
banyak harta, banyak paras, banyak tahta,
Dunia yang melenakan,
Milikilah sekedarnya saja hai diri

Taubat dari kesalahan kedua itu lebih berat. Karena kita sudah lelah dengan perjuangan taubat yang pertama, dan juga masih ada bekasnya.

***

Kiatnya, jelas yang pertama adalah do'a (Yaa muqollibal qulub, tsabbit qalbi 'alaa diinik). Kedua, jujurlah pada Allah, perbaiki amalan hati. Karena kita hanya sibuk memoles tampilan luaran saja.  Jika kita jujur pada Allah, maka Allah akan wujudkan cita-cita kita (HR.Nasa'i). Jujur pada Allah dalam bertaubat, menuntut ilmu, beribadah, maka Allah akan wujudkan keistiqomahan seperti yang kita inginkan. Ketiga, bergaullah dengan orang shalih, dan jika bisa malah lebih shalih dibandingkan kita. Seseorang diatas agama temannya. Pemuda biasanya mudah terpeleset akibat pertemanan yang salah. Dan terakhir, jangan jauh-jauh dari majelis 'ilmu.

(Tips istiqomah Anak Moeda
 oleh Ust.Nuzul Dzikri)




***


Dari Aisyah Radhiyallahu'anha beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit." 'Aisyahpun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.
(HR.Muslim no 783)

***

Al Hasan Al Basri mengatakan, 
"Wahai kaum muslimin, rutinlah dalam beramal. Ingatlah! Allah tidak menjadikan akhir dari seseorang beramal selain kematiannya."

Beliau juga mengatakan, 
"Jika syaitan melihatmu kontinyu dalam melakukan amalan keta'atan, dia pun akan menjauhimu. Namun jika syaitan melihatmu beramal kemudian engkau meninggalkannya setelah itu, malah melakukannya sesekali saja, maka syaitan pun akan semakin tamak untuk menggodamu."
(Al Mahjah fii Sayrid Duljah, Ibnu Rajab, hal.71)

***

An Nawawi rahimahullah mengatakan, 
"Ketauhilah bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan, itu lebih baik dari amalan banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan keta'atan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta'ala. Amalan yang sedikit namun rutin dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang banyak namun sesekali saja dilakukan."
(Syarh Muslim)

***

Ketika ajal menjemput, barulah amalan seseorang berakhir.

***

"Al Hasan Al Basri mengatakan, 
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidaklah menjadikan ajal (waktu akhir) untuk amalan seorang mukmin selain kematiannya."

Lalu Al Hasan membaca firman Allah, 
"Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal)."
(Q.S.Al-Hijr:99)

***

Ibnu Abbas, Mujahid dan mayoritas ulama mengatakan bahwa "al-yaqin" adalah kematian. Dinamakan demikian karena kematian itu sesatu yang diyakini pasti terjadi. Az Zujaaj mengatakan bahwa makna ayat ini adalah sembahlah Allah selamanya. Ahli tafsir lainnya mengatakan, makna ayat tersebut adalah perintah untuk beribadah kepada Allah selamanya, sepanjang hidup.

***

Alhamdulillaahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna..



Source: Syaikh Sa'id bin Ali Wahf Al Qahthani
Semoga menjadi amal jariyah beliau, aamiin
Semoga bermanfaat.. ☺


Tidak ada komentar:

Posting Komentar