People think that I'm alone
But I feel close to [You]
They don't see that I can love
But I know [You] do
No one knows just how I feel..
only [You] see, through to
My heart
[I & My Allah]
"Bukan ga normal karena susah kasih hati ke orang. Bisa, hanya saja butuh waktu."
-Aku-
To My Enyak n Babe Ayye
Be, aku bukanlah orang yang sempurna, tapi aku mencari yang bisa menyempurnakan aku. Dan akupun ingin menjadi penyempurna baginya.
Salaf ini bukan firqoh ya kawan, hanya metode (manhaj) pemahaman sesuai dengan manhaj sahabat. Nih, kenapa masih banyak terpecah belah banyak sekali aliran ini itu? Itu semua dikarenakan mereka memahami agama dengan pemahaman firqoh masing-masing.
Kasus aku hampir sama kaya catatan dibawah ini. Nyari yang sepemahaman itu sangat sulit. Giliran dah ada dia dah nikah. Giliran dah mulai-mulai sreg, ya gantian beda prinsip hehe π tapi inilah tantangan. Seru dan harus ditaklukan π (kalo disuruh naklukin ular ya gueeh pasti lariiii, alias kabuuuur ππ)
aku dan abang eaaak π
Aku sebenernya pinginnya yang bisa sama-sama belajar. Mendukung dan menerima satu sama lain. Mendukung itu bukan berarti toleransi dalam segala hal yaa.. ya selama itu akidah, ya kita ambil yang benar (pakai manhaj yang bener).. kalo masalah lifestyle siiih yaaa... ehhhhm... sama ajaaaa ya kudu beneeΓ¨er kakakakaa (podo wae dong mbaaaakkk ππ)
Oh ya ya.. manhaj itu ga seserem teroris kok bang, itu hanyalah bahasa arab yang artinya itu metode. Or methode, utawi "coro" (bacane yang pas yaa, takut beda tafsir π, miskom buuk π btw aku ekspresif sekaleeeee ππππ
ππ)
Ayok belajar bareng. Itu kenapa aku sangat selektif sebenernya. Karena abang akan membawa aku beserta anak-anak kita yang lucu, shalih, shalihah, nan qurrota a'yuun aamiin.. (Rabbi habli minashshalihiin) ππ
Nah itu kenapa kita harus seversi, sekepala, sevisi, setujuan, atau se se se apa yang artinya bersatu kayaaaa power rangeeeerss π
Siapkah kamu anti mainstream, melebur, namun tetap berakhlak?
Niii kisaahnyaaa.. jreng jreng jreeeeeng ππ
Source: Sunnah Diaries
DILEMA wanita bermanhaj salaf
Wanita yang bermanhaj salaf adalah wanita yang sudah mengerti cara beragama yang benar (hai suamiku kelak, sekarang aku masih terus berbenah).. mengerti makna dan berjalan di atas tauhid yang benar, menjauhi bid’ah, menjaga aurat dengan jilbab yang syar’i, berilmu dan yang terpenting mereka berpegang dan taat kepada alqur’an dan sunnah dengan pemahaman para sahabat Radhiallohu anhum.
Intinya wanita yang bermanhaj salaf di zaman ini bak mutiara di dasar lautan yang sukar sekali menemukannya, jika ada pun telah menjadi milik orang lain. (Dan aku masssihhh jauh dari kriteria ini, btw)
Lelaki yang bermanhaj salaf juga sama seperti wanita yang bermanhaj salaf, bahkan mayoritas mereka lebih berilmu dari pada wanitanya. Dan tentu mereka menginginkan mutiara mutiara itu untuk di jadikan pendamping hidup mereka, untuk menjadi madrasah bagi anak-anaknya, untuk tempat dia berbagi ilmu dan menggapai syurga Allah pada jalan yang benar.
Dan begitu juga wanita yang bermanhaj salaf, tentunya mendambakan lakai-laki yang seaqidah dengan mereka, yang mengerti kenapa mereka melakukan ini dan itu, yang mengajak mereka ke jalan yang lurus, yang membimbing mereka dengan ilmu dan yang terpenting adalah mengajak mereka bertauhid dengan benar dan menjauhi bid’ah.
Dan ini tidaklah salah, karena mereka paham betul dengan firman Allah:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Dan juga firman Allah yang lain:
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan risqi yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
Lalu kenapa ada dilema bagi wanita-wanita yang bertauhid ini?
Wanita-wanita di zaman Rasulullah dan para sahabat, apabila mereka menyukai lelaki yang sholih, maka mereka dengan mudah untuk mendapatkannya, karena orang tua mereka juga sholeh, paham atas agama ini. Bahkan orang tua mereka yang mencarikan mereka lelaki yang sholeh, tanpa melihat status, tanpa melihat materi, yang terpenting adalah ketaqwaan mereka, ilmu yang mereka miliki dan pengamalannya.
Namun di zaman ini, zaman yang penuh fitnah, zaman dimana orang jahil mayoritas dan orang yang berilmu menjadi minoritas, maka di sinilah letak dilemanya. Saat sang akhwat begitu mendambakan ikhwan yang bertauhid, bermanhaj yang haq, tapi mereka harus menahan keinginan- keinginan mereka itu karena terhalang oleh orang tua mereka yang jahil, orang tua mereka yang tidak lagi memandang ketaqwaan dan ilmu bagi anak-anaknya, tapi lebih condong kepada status social dan materi. Subhanalloh wa ni’mal wakil…
Ketika seorang akhwat di tanya : kenapa inginya menikah dengan lelaki yang bermanhaj salaf…?
Maka dia menjawab: ana ingin dia menjadi pembimbing dalam hidup ana nantinya, ana ingin berjalan pada manhaj yang sama, jika ana menikah dengan orang jahil, maka ana ingin ke taklim manhaj salaf, tapi dia ingin ke taklim yang penuh dengan gelak tawa, taklim yang ada musiknya. Jika ana katakan perayaan maulid nabi itu bid’ah, maka dia katakan itu sunnah, jika ana katakan isbal itu haram, dia katakan tidak apa-apa jika tidak sombong. Bagaimana rumah tangga bisa damai, jika selalu ada pertentangan di dalamnya.
Repost by Suti Inaima
Thank's so much mba :)