Minggu, 18 Desember 2016

Tabuk dan Sahabat



Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Beberapa waktu lalu saya sempat membaca tentang Al-Rajhi Bank di Saudi Arabia. Tahukah anda? Al-Rajhi merupakan bank Islam terbesar di dunia yang benar-benar bebas dari sistem ribawi. Sempat merasa takjub dan bangga lho kawan hehe..

Namun, anda perlu tahu juga, ternyata dibalik “raksasa”nya Al-Rajhi Bank ada seseorang yang menurut saya patut “diacungi jempol” Siapakah dia? Taraaa.. Beliau adalah Sulaiman Al-Rajhi, Ia pernah dikisahkan telah memiskinkan dirinya dengan menyerahkan semua kekayaan pada ahli waris dan program-program wakaf. Kisahnya yang membalas berkali-kali lipat kebaikan gurunya waktu kecil, sangat menginspirasi kaum muslimin di dunia.

Ia tidak meletakkan kekayaan di hatinya. Di masa tuanya kini ia telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih pakaian yang melekat di badan dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal sosial dakwah. Ia menegaskan telah lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal dunia.

Yang itu ada di zaman sekarang kawan, nah mari kita sedikit bernostalgia dengan orang yang “Tak akan terganti” untuk kejayaan Islam di masa lampau. Mari kita simak kesungguhan hati para sahabat Rasulullah yang merelakan seluruh yang ia miliki untuk Islam, ya.. untuk Islam..

Tahukan anda tentang perang Tabuk? Pernah denger sii mbaak hehe..
Tabuk adalah suatu wilayah yang terletak sekitar 1000 km dari kota Madinah.. Jauh yaa.. Kalo di Indonesia mungkin dari Anyer sampai Panarukan kali yaa hehe..

Ketika perang Tabuk, Islam sangat membutuhkan infaq untuk bekal peperangan. Memang generasi disekeliling Rasulullah tidak diragukan lagi keimanan mereka. Kita lihat kesungguhan mereka untuk menyumbangkan apa yang mereka miliki. Semoga kita dapat meneladaninya.. Aamiin..

Muhammad bin Maslamah (semoga bener ejaannya), beliau menyumbangkan 200 uqiyah perak (Ust.Khalid Basalamah)
1 uqiyah perak = 119 gram perak x 200 uqiyah = 23.800 gram perak.
Kalau dikonversikan, begini kawan..
5 uqiyah perak = 595 gram perak (nisab zakat)
5 uqiyah perak = 85 gram emas
200 uqiyah perak = kira-kira 3400 gram emas x est. Rp.500.000,- = Rp 1,7 M weeewww :)

Ashim bin Adi, beliau menyumbangkan 90 wasaq kurma (Ust.Khalid Basalamah)
1 wasaq = 60 sha’
1 sha’= 4 mud (kira-kira 3 kg) ---> (sumber Rumaysho)
1 mud = 2 telapak tangan penuh dari pria sedang
Jadi, 60 sha’x 3 kg x 90 wasaq kurma = 16.200 kg x (est.kurma @kg Rp.30.000) = Rp  486 jutaa weeewww :)

Ibu-ibu juga tidak mau kalah, Ummu Sinan (semoga bener ejaannya) melihat selembar kain dibentangkan di rumah Aisyah Radhiyallahu’anha berisi gelang kaki, gelang bahu, anting, cincin, dll, untuk persiapan jihad ketika perang Tabuk. Perang Tabuk merupakan perang yang membutuhkan bekal yang besar karena jarak yang jauh dan terik, partisipan yang cukup besar approximately 30.000 pasukan woooww. Tolok ukur bukan jumlah ratusan atau miliar yang di sumbangkan, namun lebih kepada upaya yang dikeluarkan.

Abu Aqil, ia tidak memiliki pekerjaan tetap atau kebun. Kemudian ia pergi ke rumah muslimin untuk mengisi tandon air mereka yang kosong. Ia bekerja semalam suntuk, kemudian dibayar 2 sha’ kurma. 1 sha’ ia sumbangkan untuk jihad di jalan Allah, 1 sha’ untuk keluarganya. Maa syaa Allah :)

Utsman bin Affan melihat orang-orang berinfaq, kemudian ia menyumbangkan 1000 dinar di kantongnya. (Ust.Khalid Basalamah)
1 dinar = 4,25 gram emas
4,25 gram emas x 1000 dinar x est.emas@gram Rp 500 ribu = Rp 2,125 M

Kemudian, bekal masih kurang juga untuk persiapan perang Tabuk ini. Lalu Rasulullah menanyakan siapakah yang ingin berinfaq lagi? Utsman bin Affan kemudian menyerahkan 10.000 dinar (approximately 21 M). Rasulullah seperti tidak percayaa :(

Kemudian, bekal masih kurang juga untuk persiapan perang Tabuk ini. Lalu Utsman bin Affan menyerahkan 700 uqiyah emas. 1 uqiyah emas = 17 gram emas. Berarti, 17 gram emas x 700 uqiyah x est.Rp 500 ribu = Rp 5,950 M :( terharu saya..

Kemudian, bekal masih kurang juga untuk persiapan perang Tabuk ini. Lalu Utsman bin Affan menyerahkan 940 kuda, disempurnakan dengan 60 unta. Ada yang meriwayatkan sebaliknya (940 unta, dan disempurnakan 60 kuda) ---> Ust.Khalid Basalamah

Kuda yang digunakan pada masa lampau mungkin jika itu adalah kuda yang sekarang, merupakan kuda yang sudah terlatih handal (estimasi 1 M/ekor kuda). Unta yang digunakan pada masa lampau pun juga bukan unta sembarangan, namun juga sudah terlatih (estimasi 10 ribu-15 ribu real atau kalo di rupiahkan sekitar 40-50 juta/ekor unta) :( Speechless

Speechless, ketika Utsman mengatakan ia sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Rasulullah bersabda, Wahai Utsman, semoga Allah mengampunimu yang engkau sembunyikan dan engkau tampakkan. Kiamat tidak akan membahayakanmu.. (Aamiin.. :) )
Mereka semua memang tak akan terganti..

Tulisan diatas tidak bermaksud untuk mengungkit infaq para sahabat Rasulullah kawan, namun tulisan ini semata untuk menambah rasa cinta pada Allah, Islam, Rasulullah, dan para sahabat-sahabatnya. Semoga ridho Allah selalu menyertai mereka. Serta tak lupa, tulisan ini juga untuk menambah semangat untuk giat mencari rizki yang halal dan berkah, untuk ummat dan dakwah Islam, tentunya tidak meninggalkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Kalau bukan kita, siapa lagi kawan? Sermoga bermanfaat :)



Laa Taiasuu..


Laa Taiasuu..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”

(TQS.Yuusuf: 87)

Ada seorang yang melakukan maksiat, tapi disaat yang sama dia juga berusaha menta’ati Allah, beribadah mencari ilmu, tapi orang ini berputus asa karena belum bisa meninggalkan maksiatnya. Sedangkan setiap saat selalu berdo’a, adakah salafush sholeh yang bisa menjadi ibrah atas kejadian ini.

Beribadah pada Allah, ketika beribadah kita harus memiliki roja’ (harapan), bahwasanya kita tidak boleh putus asa dari rahmatnya Allah setiap waktunya.

Ada salah satu sahabat yang memiliki sifat semacam ini. Siapa yang bisa menyebutkan? Siapa sahabat yang taubat-balik lagi-taubat-balik lagi? Tapi akhirnya taubat. Ia adalah Abu Mihjan. Abu Mihjan itu kesukaannya apa? Minum khamr..
Minum khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk, minum khamr lagi, dicambuk..

Anda tahu sampai kapankah ia bertaubat?
Yaitu ketika dia, selain minum khamr, kecintaannya kepada jihad itu luar biasa, sampai ke ubun-ubun.. Itulah Maa syaa Allah nya yaa.. Ia seorang (maaf) preman, tapi ia preman yang suka berjihad. Jika kita bandingkan di zaman sekarang, orang berilmu belum tentu suka berjihad.

Minum khamr merupakan dosa besar. Ia minum khamr, dicambuk, minum khamr, dicambuk, minum khamr dicambuk, lalu sampai ketika ada pasukan peperangan yang kemudian sedang berjihad, sengaja dibawalah Abu Mihjan, kemudian ditali lah dia. Lalu terjadilah peperangan yang terdengar dengan telinganya. Dia tidak bisa ikut berperang. Kenapa?

Dia adalah peminum khamr. Peminum khamr dilarang untuk ikut, karena apa? Justru akan melambatkan kemenangan, karena orang yang berdosa justru akan membantu musuh. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, jika kita ingin dimenangkan oleh Allah, minimal jangan membantu musuh dengan kemaksiatan dari dosa yang kita kerjakan. Itu akan menjadikan terlambatnya kemenangan datang kepada kaum muslimin.

Maka Abu Mihjan ketika saat itu mendengar suara peperangan yang luar biasa, dan dia terikat pada sebuah kayu, ia menangis.. :( Dia berkata, “Maa syaa Allah.. Gara-gara minuman laknat saya tidak bisa ikut berjihad untuk membela kalimat Allah.” hanya mendengar suaranya (peperangan) saja.

Ada salah satu isteri komandan yang hadir di saat itu. Akhirnya dia iba melihat Abu Mihjan yang menangis. Dilepaskan dengan syarat, “Nanti sebelum perang selesai balik lagi ya, ikat lagi tanganmu.” Abu Mihjan mengiyakan, In syaa Allah..

Abu Mihjan berperang, sampai kemudian dia menutupi wajahnya supaya tidak terlihat bahwasanya dia adalah Abu Mihjan. Perang dengan luar biasa, sampai komandannya berkata, “Kalaulah bukan Abu Mihjan yang sedang aku ikat di belakang, pasti ini adalah Abu Mihjan.” Padahal itu adalah benar Abu Mihjan. Sudah banyak orang-orang yang tertebas dan kemudian dia kembali lagi..

Maa syaa Allah, disitu kita melihat, jangan pernah berputus asa. Abu Mihjan itu taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, taubat, minum lagi, tapi akhirnya taubat. Itulah yang menjadikan kita tidak berputus asa. Karena apa? Sebanyak apapun dosa yang menggunung tinggi, walaupun menyentuh pintu langit, tapi ketika kita bertaubat dan menyesal, maka Allah akan menerimanya. In syaa Allah..

Allah mencari manusia bukan hanya yang banyak shalatnya, tetapi Allah juga mencari manusia yang mereka itu melakukan dosa tetapi mereka kembali kepada Allah dengan menyesali dosanya..

Perhatikan, ketika Allah memerintahkan untuk shalat, Allah tidak mengatakan “bergegas.” Allah ketika memerintahkan untuk berpuasa, Allah tidak mengatakan “bergegas”. Allah ketika memerintahkan kita untuk bersedekah, tidak mengatakan “bergegas.” Tapi ketika Allah memerintahkan kita untuk bertaubat, Allah mengatakan apa? “Bergegaslah kamu..”

Maka tahulah kita, panah apa yang paling disenangi iblis? Bukan panah zina. Panah yang paling disenangi iblis bukan panah khamr. Panah yang disenangi iblis bukan panah membunuh. Tapi panah yang paing disenangi iblis adalah panah Taswif.

Apa itu panah Taswif? Yaitu, orang itu melambatkan taubat, dan selalu berkata, “Besok taubatnya kalau sudah punya anak satu”, “Besok kalau sudah pensiun”, “Besok taubatnya kalau sudah tidak punya uang.”

Tumben, tidak minum?”, “Iya, lagi bokek.” Nah itu bukan taubat. Itu namanya Taswif. Inilah yang menjadikan kita harus yakin kepada apa yang telah dijanjikan Allah Subhanahuwata’ala..

Sumber: Lampu Islam

Semoga bermanfaat..