Minggu, 29 April 2018

Tips Mengenali Kepribadian Calon Pasangan Tanpa Pacaran

Assalaamu'alaykum.. 

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Kali ini saya akan menuliskan tips jitu temen-temen yang ga mau pacaran, wasiat dari Ustad Khalid Zeed Abdullah Basalamah (moga masih ada stok yang beginian ya wkwk, #ngarep maksimal ya mbak? ga papa ya adek-adekku :P) tapi InsyaAllah masih bisa mendapatkan pasangan idaman yang diridhoi Allah.. sebenernya tulisan ini juga pengalaman pribadi saya karena mak saya juga meragukan konsep ini.. ga papa lah yaa, maklum.. orang tua mana sih yang ingin anaknya dapet soulmate yang salah.. ceeileehh.. sekalian sebagai reminder kalo someday saya sendiri lupa gimana caranya.. :D 

Let's check it out

Bagaimana caranya kalau orang tidak pacaran? Ada rahasianya :D

Ada tiga point besar didalam hukum fiqih kita tanpa pacaran bisa menikah, bisa tau dia (si do'i) tanpa perlu buka pakaiannya (kalo lagi nyari suamik; "vulgar amat yaak.."), atau mau buka hijabnya (kalo lagi nyari istri) wkwk.. ga perlu cek dulu, pacaran setahun, (duh lamaaak), itu sudah hukum syar'i, Allah dah turunkan dari langit..

Ada tiga yang mendasar.. boleh ibu-ibu atau bapak-bapak buat putra-putrinya yang tersayyang dicoba-dicoba :D (mak aye wajib tauu nuihhh ; bicara sama tembok dulu, saring pelan-pelan hehe)

Jreng-jreeeng

Pertama, lihatlah yang menarik dari calon pasangan kita, dan tolok ukurnya wajah dan telapak tangan saja. Wanita kalo di nadzor (dilihat) itu wajah dan telapak tangan. Kata ulama fiqih, wajah itu memberikan simbol dari kepala sampai ke perutnya, dan telapak tangan memberikan simbol dari kemaluan hingga ke kakinya. Itu sudah rahasia umum dikalangan para ulama'.

Kata Rasulullah, lihatlah sesuatu yang menarik dari calon pasanganmu, Dan Nabi Muhammad membolehkan melihat wajah dan telapak tangan. Itu tolok ukurnya aja. Artinya itu aja yang sering keliatan. Telapak tangan itu punggung telapak tangan ya maksudnya, bukan bagian dalamnya. Tentu ini relatif.. jadi kita bisa melihat, "Oh saya suka alisnya, matanya, hidungnya.." itu bebas, tapi sebatas wajah.. sebagai simbolik badan.. (tapi juga jangan kegenitan ya, ya jaga imej dikit lah, biar elegan :P)

Kedua, mengenali keluarganya. Caranya adalah, keluarga ayah dia itu akan mewariskan fisik kepada anak keturunan kita nanti. Keluarga ayah yaa.. jadi kalau keluarga ayah tinggi besar, maka akan begitu keturunan kita.. ini secara global.. memang tidak semua, tapi inilah kebanyakan.. Ini sudah dipraktikkan, dan bukan karangan, sebuah hukum..

Kemudian keluarganya, diambil dari Hadits Bukhari, ada kasus sahabat, kulitnya putih, istrinya putih, menikah, kemudian hamil, istrinya melahirkan anaknya kulitnya hitam kelam. Si suami spontan bilang, kalau gelap sedikit masih mungkin, tapi ini kasus suaminya putih, istrinya putih, tapi ini hitam kelam.. "Kamu selingkuh.." kata si suami (jleeep banget ya kalo aku istrinya), ga mungkin kamu putih saya putih jadi seperti ini..

Si istri mengatakan, "Demi Allah tidak ada yang menyentuh saya kecuali kamu." Ributlah kedua orang ini sehingga sampai kepada Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam..

Ketika ada masalah ini, maka turunlah wahyu, "Kamu punya kakek hitam seperti ini tidak?" kata Rasulullah.

"Ada, dan masih hidup orangnya." kata si suami.

"Ini keturunannya itu (si kakek)." kata Rasulullah.

Artinya apa? sering kita bertemu wajah ayah dan anak, atau ibu dengan anak tidak mirip kan ya? Ternyata ini dari kakek-kakeknya. Dari pihak ayah dari ibu atau ayahnya. Ini hukum syar'i, Allah memberikan kita gambaran seperti itu. 

Kalau karakter, umumnya diwariskan dari keluarga ibu. Saya mau menikah dengan seseorang, gimana saya tahu sifat-sifat umumnya, maka lebih cenderung dilihat dari keluarga ibunya. Oh umumnya ibunya itu dosen, guru-guru, pedagang, oh keluarga baik-baik, itu sudah umum, Umumnya.. jangan bicara substansialnya (sebagian)..

Ketiga, lihatlah lingkungannya, dia kuliah dimana, kerja dimana, bisa ditanya, "Hobi kamu apa?", "Kalo weekend kemana?"oh biasanya saya ke karaoke, saya biasa ke bar, saya biasa ke pantai bersama teman-teman saya, saya hobi naik gunung, saya ini.. dari situ sudah bisa ditangkap lingkungannya..

Oh saya kalo weekend ta'lim, pengajian disana, kalo adzan saya shalat disini, kan gitu.. lingkungan membentuk.. siapa yang mengatakan? Ini dari Nabi Muhammad, "Seseorang sesuai dengan agama temannya." dimana lingkungannya dia.. boleh sebelum menikah kita bertanya, "Kamu kerjanya dimana? di bidang apa?.. "Oh saya renternir, saya pemilik hotel disana terkenal sebagai tempat perzinahan.." itu bisa jadi tolok ukur.. Ini sebagai hal yang mesti kita fahami..

Oke cukup sekian sharing-sharingnya, semoga bermanfaat untuk yang sedang mencari-cari, dan menjadi pertimbangan bagi kita untuk menentukan langkah selanjutnya..

Do'akan saya menikah tahun ini yaa, semoga temen-temen juga, ntar kondangan bareng yaak wkwk

See you on the next edition :D :D :D

Say Alhamdulillaah :D







Sabtu, 28 April 2018

Nikah?



Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), dan Maha Mengetahui.”
(QS.An-Nuur:32)

Assalaamu’alaykum teman-teman yang manis wkwkwk aamiin yaaa hehe.. jumpa lagi dengan saya setelah sekian lama, sekian lama….. vacuum dari dunia blog hehe..

Naah kali ini aye akan membahas judul “Nikah” yang sekian lama juga membuat saya cukup kebingungan. Ketika adik anda terus menerus menanyakan “Mbak, kapan nikah? Aku dah kebelet punya keponakan nih..” dan ga cuma adik, bahkan ibu, babe, bulik, om, budhe, pakdhe, saudara, tetangga, temen TK sampe kerja, dan, dan (silakan anda tambah sendiri yaa wkwk) kompakan nanyain ini.. dan biasanya saya menjawab dengan keoptimisan (insyaAllah bakal ada kok stoknya) dan kepasrahan (pokoknya tawakal pada Allah).. :D

Sebenernya jodoh itu adalah Takdir Ikhtiar mas bro, mbak bro.. Ada yang dipertemukan dengan cepat misalnya lulus kuliah udah ada calonnya, bahkan simbah-simbah jaman old udah nikahan sejak jaman SD.. Ada juga yang sampe lama belum dipertemukan hehe :D

Pasti juga kepingin kan yaa punya senderan kaya temen-temen yang udah sold out alias udah nikahan hehe :D kalo sekarang yang setia jadi senderan yaituuu taraaa “babe aye”, sabar-sabar.. maklum kadang juga agak agresif senderan ke my broder  tapi malah pada risih wkwk :D (maapin akak ya nak wkwk) Tapi awas jangan senderan terus, ntar kejengkang mbak, bercandaaa yaaa :D

Back to the topic..

Nikah sebenernya bukan hanya melepaskan status JOMBLOOO, yang kebanyakan orang masih kelabakan jika usianya menginjak dasawarsa ke 2.5, ada ga ya dasawarsa 2.5? Maksud saya usia yg ke 25 tahun.. Duh serasa udah kebakaran jenggot.. betul juga ya, dulu pernah mikir begini sih..

Tapi ini nih point of view nya.. Nikah itu tujuannya untuk beribadah kepada Allah, ingat, untuk beribadah kepada Allah.. jangan sampai salah niat diawal, karena ini ibadah seumur hidup insyaAllah..

Nikah itu pelimpahan tanggung jawab dari seorang ayah si wanitanya, kepada si lelakinya (suaminya).. disana tentunya ada hak dan kewajiban yang harus ditunaikan, ada tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat. Wanita mana yang tidak menginginkan lelaki yang mampu membimbingnya, keluarganya, kepada jalan yang telah diajarkan oleh Allah melewati Rasulullah. Jangan sekedar memilih sebenarnya, walau memang waktu semakin berjalan kedepan yang berkonsekuensi bertambahnya umur kita temen-temen.. Inget inget untuk ibadah yaa (reminder nuihh..)

Seneng juga sih kalo menikah lebih awal, tentunya pahala yang diraih semakin besar, karena ya tadi, nikahnya lebih awal, otomatis ibadahnya lebih awal juga kan yaa.. Tapi kita juga harus memikirkan dampak kebelakangnya, kita harus mempertimbangkan sesuatunya, tapi tetap positif thinking pada Allah.. InsyaAllah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk hidup kita J

Ada yang nikah cepet, dikasih rejekinya cepet. Ada yang nikahnya udah kepala tiga, tapi sekali dikasih keturunan langsung kembar tigaa.. nah lhoo?? Allah itu adil kawan, ada yang diuji A, diberikan nikmat B. Diberikan ujian C, maka dihadiahi D.. So swiit kaan? Terkadang untuk melewati ujian maka kita juga membutuhkan teman-teman yang senantiasa mendekatkan diri kita pada Allah, terus-menerus positif thinking pada Allah serta  berfastabiqul khairat.. Hal ini sudah terbukti lho kawan.. saya testimoninya wkwk (promosi mbak? Maap ya adek-adek :D)

Perhatikan firman Allah ini..

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), dan Maha Mengetahui.” (QS.An-Nuur:32)

Satu lagi point nya.. nikah tu jangan takut miskin (reminder 2).. Allah sendiri yang menjanjikan itu yaa.. percaya saja.. jadi ibaratnya gini, kita punya ide untuk mengembangkan usaha, kalo sendiri ya pusingnya dipikir sendiri, nah kalo udah couple kan pusingnya dibagi dua.. tinggal jedotin kepala berdua (bercanda-bercanda yaa :P) , abis itu pelukaaan kaya teletubies :D, InsyaAllah masalah sedikit berkurang yeeeyyy.. (akunya heboh bangeet sih :D :D maap-maap saudara :D)

Intinya jangan takut miskin, jangan takut miskin.. Ada nasihat apik nih “Jangan jadi wanita yang takut menikahi lelaki tak berharta, tapi takutlah menikahi lelaki yang miskin tanggung jawab.”

Tul itu!

Sepanjang lelaki itu beragama yang baik (ini utama pake banget, mesti, kudu, wajib), yang kedua dia mesti bertanggung jawab (pekerja keras, problem solver, dan utama tidak suka mengeluh, satu paket daah).. pasti guuueeh terkintil-kintil dah, apalagi tambahi tamvaaaan eaaaakk..

Udah yaa, setidaknya merelaksasi jari-jari yang keriting karena jarang nuliss wkwk

Semoga tahun ini dapeeet ya mbaak Aamiin :D (dengan demikian anda sudah mendoakan saya juga kawan-kawan, makasih-makasih :D) See you later :D :D :D Jangan lupa bahagiaa