Jumat, 19 Agustus 2016

Orang Hebat yang Dibabat

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Beberapa waktu terakhir ini situasi politik di Indonesia tengah goyah. Bagaimana tidak? Negara kita sedang dilanda ketidakpastian, khusus yang baru-baru ini adalah resuffle cabinet. Tahukah anda? Archandra Tahar, beliau adalah Menteri ESDM yang baru dilantik, serta periode kementriannya hanya berumur 20 hari.  Sosok yang lurus agamanya, jenius luar biasa, akuntabel, strict, tak berpihak pada mafia. Pengalamannya sudah melalang buana, lulusan ITB, seorang peneliti offshore, dan terakhir beliau sempat menjabat sebagai presdir perusahaan besar di Amerika, yaitu Petroneering. Sayangnya, orang hebat ini malah dibabat di negaranya sendiri.

Archandra diibaratkan seperti kertas putih, ditengahnya ada titik kecil noda hitam. Kecil, kecil sekali. Namun itu yang saya rasa tepat untuk menggambarkan sosok beliau. Kecewa rasanya, bagaimana tidak, manusia selalu menilai seseorang dari titik kecil itu, tak “mau tahu” multiple effectnya nantinya. Bagaimana tidak, sosok yang lurus agamanya, menjadi guru ngaji di lingkungannya tinggal, jenius luar biasa, disia-siakan, sedangkan bangsa lain malah berharap kontribusi “otak jeniusnya” Inilah yang Islam butuhkan, sosok seperti ini yang akan menjadikan Islam bangkit. Shidiq, Amanah, Tabligh, apalagi Fathonah nya.. tak diragukan komplitnya hehe..

Indonesia sedang membutuhkan public figure yang lurus agamanya, cemerlang otaknya. Maaf sedikit menyentak, karena penekanan yang dirasa sangat. Indonesia sedang krisis energi, mirisnya sekarang baru mempermasalahkan dwikenegaraan yang melilit Archandra. Sangat disayangkan, mengapa tidak dikaji lebih mendalam sebelum pemilihan dan pelantikannya menjadi Menteri ESDM. Menurut saya masalah itu terkesan tidak adil, Indonesia seolah mempermasalahkan masalah yang sepele (dwikenegaraan) karena Archandra memiliki paspor Amerika Serikat. Tidak sebanding dengan problem solving yang ditawarkan nantinya. Juga, kita nalar saja, seorang yang gajinya sudah kisaran miliaran per bulan, RELA untuk pulang ke Indonesia, yang gaji seorang menteri itu hanya bekisar 40 juta saja. Miris kan kawan? Itulah nasionalisme..

Archandra sosok Idaman. Penuh manuver-manuver jitu. Sangat cocok untuk Indonesia. Beliau menggunakan masa singkatnya menjadi seorang mentri ESDM dengan cukup baik.

Beliau memasukkan agenda revisi UU Migas, sehingga inefisiensi alur perizinan dan bisnis investasi energi dapat dipangkas. Disini mafia pemalak investor energi tidak bisa berkutik lagi.

Beliau memasukkan revisi PP 79/2010. Targetnya, akan berkurang pajak untuk bisnis migas, sehingga investor terpacu berbisnis sektor migas. Jadi, walau pajak menurun, profit share bagi pemerintah meningkat, target produksi yang masuk dalam indicator APBN juga bisa ditingkatkan.

Setelah dilantik, beliau membentuk taskforce blok gas LNG Masela di lepas pantai laut Arafura, Maluku. Hasil revisi PoD (Plan of Development) versi beliau, bisa efisiensi investasi pembangunan blok Masela di darat (onshore) dari sebelumnya bekisar USD 19,3 miliar (253,5 Triliun) menjadi bekisar USD 15 miliar (197 triliun), berarti Indonesia melakukan penghematan sebesar 56,5 Triliun.. sangat signifikan bukan?

Taskforce yang dibentuk memotong banyak negosiasi dan inefisiensi waktu , sehingga PoD dapat dihasilkan tepat waktu, yang berujung percepatan waktu proyek Masela. Hal ini juga memangkas banyak sekali mafia pemalak investor yang menjanjikan kemudahan approval pada tiap tahapan.
Sebagai seorang presdir Petroneering yang terbiasa memperhatikan manpower, accountability, dan business process, ia menemukan indikasi inefisiensi dan penyimpangan di sektor energi.

Ketika Archandra diwawancara oleh wartawan, beliau menuturkan, “Kami mau pencegahan ke depan di kementrian kami dilakukan sejak awal agar lebih baik menangani sektor ini, terutama soal transparansi.”

Aksi “bersih-bersih” beliau ini amat cemerlang. Mafia-mafia itu seperti dijemur di bawah sinar matahari dengan jarak satu hasta. Kepanasan.. Hehe bercanda, biar ndak stress ya kawan.. mafia bingung bagaimana nasibnya nanti..

Bergulirlah dengan kencang masalah dwikenegaraan ini. Kita do’akan semoga Indonesia berhasil membentuk negeri baldatun thayyibatunnya.. pemimpin yang adil, zakatnya orang kaya, do’anya kaum dhuafa, serta do’anya para ulama’.. serta semoga orang-orang hebat (khususnya lurus agamanya) tidak dibabat lagi seperti beliau dan ilmunya dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam.. Aamiin.. Semoga bermanfaat..
(dari berbagai sumber)