Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Beberapa waktu terakhir ini
situasi politik di Indonesia tengah goyah. Bagaimana tidak? Negara kita sedang
dilanda ketidakpastian, khusus yang baru-baru ini adalah resuffle cabinet. Tahukah anda? Archandra Tahar, beliau adalah
Menteri ESDM yang baru dilantik, serta periode kementriannya hanya berumur 20
hari. Sosok yang lurus agamanya, jenius
luar biasa, akuntabel, strict, tak
berpihak pada mafia. Pengalamannya sudah melalang buana, lulusan ITB, seorang
peneliti offshore, dan terakhir
beliau sempat menjabat sebagai presdir perusahaan besar di Amerika, yaitu
Petroneering. Sayangnya, orang hebat ini malah dibabat di negaranya sendiri.
Archandra diibaratkan seperti
kertas putih, ditengahnya ada titik kecil noda hitam. Kecil, kecil sekali.
Namun itu yang saya rasa tepat untuk menggambarkan sosok beliau. Kecewa rasanya,
bagaimana tidak, manusia selalu menilai seseorang dari titik kecil itu, tak
“mau tahu” multiple effectnya
nantinya. Bagaimana tidak, sosok yang lurus agamanya, menjadi guru ngaji di
lingkungannya tinggal, jenius luar biasa, disia-siakan, sedangkan bangsa lain
malah berharap kontribusi “otak jeniusnya” Inilah yang Islam butuhkan, sosok
seperti ini yang akan menjadikan Islam bangkit. Shidiq, Amanah, Tabligh, apalagi Fathonah nya.. tak diragukan komplitnya hehe..
Indonesia sedang membutuhkan public figure yang lurus agamanya,
cemerlang otaknya. Maaf sedikit menyentak, karena penekanan yang dirasa sangat.
Indonesia sedang krisis energi, mirisnya sekarang baru mempermasalahkan
dwikenegaraan yang melilit Archandra. Sangat disayangkan, mengapa tidak dikaji
lebih mendalam sebelum pemilihan dan pelantikannya menjadi Menteri ESDM.
Menurut saya masalah itu terkesan tidak adil, Indonesia seolah mempermasalahkan
masalah yang sepele (dwikenegaraan) karena Archandra memiliki paspor Amerika
Serikat. Tidak sebanding dengan problem solving yang ditawarkan nantinya. Juga,
kita nalar saja, seorang yang gajinya sudah kisaran miliaran per bulan, RELA
untuk pulang ke Indonesia, yang gaji seorang menteri itu hanya bekisar 40 juta
saja. Miris kan kawan? Itulah nasionalisme..
Archandra sosok Idaman. Penuh manuver-manuver
jitu. Sangat cocok untuk Indonesia. Beliau menggunakan masa singkatnya menjadi
seorang mentri ESDM dengan cukup baik.
Beliau memasukkan agenda revisi
UU Migas, sehingga inefisiensi alur perizinan dan bisnis investasi energi dapat
dipangkas. Disini mafia pemalak investor energi tidak bisa berkutik lagi.
Beliau memasukkan revisi PP
79/2010. Targetnya, akan berkurang pajak untuk bisnis migas, sehingga investor
terpacu berbisnis sektor migas. Jadi, walau pajak menurun, profit share bagi
pemerintah meningkat, target produksi yang masuk dalam indicator APBN juga bisa
ditingkatkan.
Setelah dilantik, beliau membentuk
taskforce blok gas LNG Masela di
lepas pantai laut Arafura, Maluku. Hasil revisi PoD (Plan of Development) versi beliau, bisa efisiensi investasi
pembangunan blok Masela di darat (onshore)
dari sebelumnya bekisar USD 19,3 miliar (253,5 Triliun) menjadi bekisar USD 15
miliar (197 triliun), berarti Indonesia melakukan penghematan sebesar 56,5
Triliun.. sangat signifikan bukan?
Taskforce yang dibentuk memotong banyak negosiasi dan inefisiensi
waktu , sehingga PoD dapat dihasilkan tepat waktu, yang berujung percepatan
waktu proyek Masela. Hal ini juga memangkas banyak sekali mafia pemalak
investor yang menjanjikan kemudahan approval
pada tiap tahapan.
Sebagai seorang presdir
Petroneering yang terbiasa memperhatikan manpower,
accountability, dan business process,
ia menemukan indikasi inefisiensi dan penyimpangan di sektor energi.
Ketika Archandra diwawancara oleh
wartawan, beliau menuturkan, “Kami mau pencegahan ke depan di kementrian kami
dilakukan sejak awal agar lebih baik menangani sektor ini, terutama soal
transparansi.”
Aksi “bersih-bersih” beliau ini
amat cemerlang. Mafia-mafia itu seperti dijemur di bawah sinar matahari dengan
jarak satu hasta. Kepanasan.. Hehe bercanda, biar ndak stress ya kawan.. mafia
bingung bagaimana nasibnya nanti..
Bergulirlah dengan kencang
masalah dwikenegaraan ini. Kita do’akan semoga Indonesia berhasil membentuk
negeri baldatun thayyibatunnya.. pemimpin yang adil, zakatnya orang kaya,
do’anya kaum dhuafa, serta do’anya para ulama’.. serta semoga orang-orang hebat
(khususnya lurus agamanya) tidak dibabat lagi seperti beliau dan ilmunya dapat
bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam.. Aamiin.. Semoga bermanfaat..
(dari berbagai sumber)