Beberapa waktu lalu China mendevaluasi mata uang Yuan untuk menyelamatkan perekonomiannya dari ancaman krisis. Bagaimana tidak, disaat kurs dollar yang kian menguat, agar produk yang dihasilkan tetap laku dipasaran dapat masuk dan mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Sebenarnya keadaan ini tak diinginkan karena jika pihak China memiliki hutang dalam bentuk dollar maka pengembaliannya akan jauh lebih besar dari hutang yang sebelumnya. Namun, agar pada neraca transaksi berjalan tidak mengalami defisit, maka ekspor harus jauh lebih besar. Ekspor agar bisa tetap tumbuh, salah satunya dengan kebijakan devaluasi mata uang Yuan oleh pemerintah China tadi.
Kehidupan yang kita jalani tentunya pernah mengalami krisis seperti sebuah negara tadi. Untuk tetap hidup terkadang kita melakukan perubahan tergantung masalah yang kita alami. Memang tidak mudah hal itu dilakukan, tapi ingatlah bongkahan es raksasa yang terletak di tengah lautan. Jika kita melihat dari kejauhan, maka yang nampak adalah gunung es yang menjulang tinggi ke permukaan, sungguh indah! Namun apakah kita pernah berpikir apa yang ada di balik itu semua? di balik itu semua ada bongkahan es raksasa yang besarnya puluhan bahkan ratusan kali lipat dari bongkahan es yang indah di permukaan tadi.
Hidup kita sama halnya dengan bongkahan gunung es di lautan. Untuk mencapai keberhasilan dalam hidup maka kita perlu keluar dari zona nyaman kita, terus berusaha, berdoa, untuk menampilkan gunung es yang begitu mempesona. Namun, untuk mencapai kehidupan yang baik kita harus merasakan perihnya perjuangan, rasa terpuruk, gagal, sakit, air mata, daya upaya, kesulitan, adaptasi, belajar, bangkit. Itu semua tidak mudah, tapi jika ada kemauan yang kuat pasti kita bisa melewati ini semua. Teringat kisah seorang pembicara dalam materi Personal Branding oleh eks CEO Schlumberger dalam meraih kesuksesannya. Ketika ia mengikuti penerimaan calon karyawan, ia ditantang oleh perusahaan, ia harus bisa hidup ketika ia ditempatkan di Inggris padahal ia tak bisa berbahasa Inggris.
Bermula dari naik pesawat, ia baru pertama kali menaiki kendaraan ini. Beliau tidak tahu bagaimana alur menaiki pesawat terbang, ia ingin bertanya tapi bingung bahasa inggrisnya. Ia tetap pede saja, ia mengikuti langkah orang-orang disekitarnya. Benar saja, ia bisa duduk manis di pesawat terbang. Masalah tak berhenti sampai disitu saja. Sepanjang perjalanan ia memikirkan cara bagaimana ia bisa sampai di alamat yang ia tuju di negeri Britania Raya ini. Ia mempersiapkan pertanyaan untuk membantunya di sana. Setelah mendarat di bandara setempat, dengan bahasa inggris seadanya ia memulai aksinya. Meski harus naik-turun kereta api sampai empat kali, namun ia berhasil sampai ke tempat tinggalnya. Sekarang ia menguasai bahasa inggris dengan lancar, dan ketika dia ditugaskan ke beberapa negara seperti Jepang, Thailand, ia jauh lebih pede.
Bermula dari naik pesawat, ia baru pertama kali menaiki kendaraan ini. Beliau tidak tahu bagaimana alur menaiki pesawat terbang, ia ingin bertanya tapi bingung bahasa inggrisnya. Ia tetap pede saja, ia mengikuti langkah orang-orang disekitarnya. Benar saja, ia bisa duduk manis di pesawat terbang. Masalah tak berhenti sampai disitu saja. Sepanjang perjalanan ia memikirkan cara bagaimana ia bisa sampai di alamat yang ia tuju di negeri Britania Raya ini. Ia mempersiapkan pertanyaan untuk membantunya di sana. Setelah mendarat di bandara setempat, dengan bahasa inggris seadanya ia memulai aksinya. Meski harus naik-turun kereta api sampai empat kali, namun ia berhasil sampai ke tempat tinggalnya. Sekarang ia menguasai bahasa inggris dengan lancar, dan ketika dia ditugaskan ke beberapa negara seperti Jepang, Thailand, ia jauh lebih pede.
Terkadang, kita harus keluar dari zona nyaman. Hidup adalah tantangan. Kita tidak bisa berenang, maka belajarlah, maka kita akan berhasil. Kita tidak bisa menulis kaligrafi, belajarlah, maka kita akan berhasil. Diri kita harus kita paksa, lewati kehidupan yang terjal ini. Diri kita dan karakter kita sudah menjadi satu paket dan membentuk personal branding, siapakah kita yang sebenarnya! Bentuklah kisah kita dari sekarang, apakah kita hendak menjadi ekonom, psikolog, advokat, dokter, atau yang lainnya. Jadilah seseorang yang memiliki karakteristik dari lainnya. Jika ingin menjadi ekonom, jadilah seorang ekonom yang memiliki daya analisa yang kuat, mempunyai rekomendasi untuk memperbaiki perekonomian negara, serta didukung dengan softskill lainnya seperti kemampuan leadership yang baik, kemampuan menggunakan alat analisa, serta didukung dengan kemampuan bahasa asing lainnya agar kita menjadi pribadi yang memiliki branding sesuai dengan passion kita masing-masing.
Semoga Allah selalu membantu.. Aamiin..
Semoga Allah selalu membantu.. Aamiin..