Bisnis merupakan penopang utama perekonomian Indonesia. Sayangnya, peminat bisnis di Indonesia masih sangat minim yaitu sekitar 1,56 % penduduk Indonesia, padahal angka normal pengusaha di negara kita setidaknya 2,00 %. Salah satu penyebab minimnya angka pengusaha di Indonesia adalah mindset penduduknya tidak mau mengambil risiko dari sebuah usaha. Masih banyak perguruan tinggi yang ingin mencetak para lulusannya untuk menjadi pekerja kantoran. Memang tidak mengapa, itu sebuah pilihan masing-masing individu. Namun tak ada salahnya jika seorang pegawai juga memiliki sebuah usaha. Tentunya akan semakin memiliki manfaat bagi orang lain bukan?
Bisnis bukan barang instan, diperlukan "penataan mental" untuk memulai sebuah bisnis. Seseorang yang terlahir dari keluarga seorang pengusaha/pedagang, sebagian besar akan memiliki mindset ingin menjadi seorang pengusaha. Menjadi pengusaha adalah hal mulia karena nabi besar kita Muhammad Sallallahu'alaihi Wasallaam juga mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi insan yang mampu secara finansial dengan menjadi seorang pengusaha. Dengan menjadi seorang pengusaha maka akan menjadikan diri kita sepenuhnya menggantungkan rizki hanya kepada Allah Subhanahuwata'ala, bukan kepada manusia.
Perguruan tinggi sangat berperan untuk "menggenjot" perekonomian negara kita, Indonesia. Beberapa perguruan tinggi telah menjadikan mata kuliah kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib. Mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswa/mahasiswinya untuk membuat sebuah business plan yang harus direalisasikan baik dibuat secara individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan karena jika saat mahasiswa/mahasiswi tersebut telah lulus maka akan meminimalisir terjadinya pengangguran yang menjadi beban negara. Perguruan tinggi memiliki fungsi yang strategis disamping peran peningkatan prestasi akademik.
Selain perguruan tinggi, peran pemerintah sangat dibutuhkan disini. Didalam UUD 1945 pasal 31 berkaitan tentang pendidikan, dana APBN yang digelontorkan dalam peningkatan pendidikan adalah sebesar 20% dari total APBN, angka yang fantastis. Pemerintah telah mengadakan suatu program khusus untuk mahasiswa dalam peningkatan kemampuan untuk berbisnis/berwirausaha. Selain pemberian dana, pemerintah sebaiknya juga melakukan pengawasan yang lebih intensif untuk menjaga keberlangsungan usaha, meskipun saat ini juga sudah dilakukan. Pemerintah sebagai regulator juga diharapkan dapat memberikan peran penting untuk mendukung situasi bisnis, khususnya bagi mahasiswa.
Mahasiswa merupakan agen perubahan (agent of change) didalam masyarakat. Mahasiswa memiliki tingkat intelektual yang lebih baik, sehingga ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan diharapkan dapat diaplikasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi yang telah membekali mahasiswanya dengan kewirausahaan, berarti telah menyiapkan lulusannya untuk dapat bertahan (eksis) walaupun lapangaan pekerjaan yang sedikit. Disinilah ketahanan mahasiswa diuji, bagaimana ia mempertahankan hidup setidaknya untuk dirinya sendiri, bahkan lebih baik lagi apabila dapat memberikan manfaat bagi masyarakat disekitarnya dengan penyerapan tenaga kerja dari pendirian sebuah usaha baru tersebut.
Perguruan tinggi memiliki berbagai macam jurusan yang dapat dijadikan peluang bisnis. Misalkan saja jurusan teknik mesin, disana mahasiswa diharapkan dapat menciptakan inovasi dari mesin yang berguna bagi masyarakat. Salah satu produk teknik mesin adalah mesin pengolah sampah organik. Mesin tersebut dapat menghasilkan pupuk yang berguna bagi tanaman. Pupuk akan menjadi barang ekonomis yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Selain teknik mesin, jurusan yang tak kalah menarik adalah teknik kimia ataupun farmasi. Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan, kemudian menciptakan produk pangan, kosmetik, ataupun obat-obatan yang dapat berguna bagi masyarakat. Hal itupun dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah pula.
Indonesia masih mengalami keterbelakangan teknologi dibandingkan negara lain. Salah satu fungsi produksi yaitu dipengaruhi kemajuan teknologinya. Dengan teknologi mutakhir maka produk yang dihasilkan akan semakin tinggi, dan tingkat efektif dan efisiennya akan semakin besar. Hal tersebut akan mempengaruhi besarnya profit yang dihasilkan dari sebuah perusahaan. Perusahaan yang telah maju karena kemajuan teknologinya maka akan menjadi go public, perusahaan yang telah go public hendaknya menyisihkan sebagian profit yang didapat dari usahanya untuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dibidang pendidikan, kesehatan, dan lainya.
Bisnis bukan barang instan, diperlukan "penataan mental" untuk memulai sebuah bisnis. Seseorang yang terlahir dari keluarga seorang pengusaha/pedagang, sebagian besar akan memiliki mindset ingin menjadi seorang pengusaha. Menjadi pengusaha adalah hal mulia karena nabi besar kita Muhammad Sallallahu'alaihi Wasallaam juga mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi insan yang mampu secara finansial dengan menjadi seorang pengusaha. Dengan menjadi seorang pengusaha maka akan menjadikan diri kita sepenuhnya menggantungkan rizki hanya kepada Allah Subhanahuwata'ala, bukan kepada manusia.
Perguruan tinggi sangat berperan untuk "menggenjot" perekonomian negara kita, Indonesia. Beberapa perguruan tinggi telah menjadikan mata kuliah kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib. Mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswa/mahasiswinya untuk membuat sebuah business plan yang harus direalisasikan baik dibuat secara individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan karena jika saat mahasiswa/mahasiswi tersebut telah lulus maka akan meminimalisir terjadinya pengangguran yang menjadi beban negara. Perguruan tinggi memiliki fungsi yang strategis disamping peran peningkatan prestasi akademik.
Selain perguruan tinggi, peran pemerintah sangat dibutuhkan disini. Didalam UUD 1945 pasal 31 berkaitan tentang pendidikan, dana APBN yang digelontorkan dalam peningkatan pendidikan adalah sebesar 20% dari total APBN, angka yang fantastis. Pemerintah telah mengadakan suatu program khusus untuk mahasiswa dalam peningkatan kemampuan untuk berbisnis/berwirausaha. Selain pemberian dana, pemerintah sebaiknya juga melakukan pengawasan yang lebih intensif untuk menjaga keberlangsungan usaha, meskipun saat ini juga sudah dilakukan. Pemerintah sebagai regulator juga diharapkan dapat memberikan peran penting untuk mendukung situasi bisnis, khususnya bagi mahasiswa.
Mahasiswa merupakan agen perubahan (agent of change) didalam masyarakat. Mahasiswa memiliki tingkat intelektual yang lebih baik, sehingga ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan diharapkan dapat diaplikasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi yang telah membekali mahasiswanya dengan kewirausahaan, berarti telah menyiapkan lulusannya untuk dapat bertahan (eksis) walaupun lapangaan pekerjaan yang sedikit. Disinilah ketahanan mahasiswa diuji, bagaimana ia mempertahankan hidup setidaknya untuk dirinya sendiri, bahkan lebih baik lagi apabila dapat memberikan manfaat bagi masyarakat disekitarnya dengan penyerapan tenaga kerja dari pendirian sebuah usaha baru tersebut.
Perguruan tinggi memiliki berbagai macam jurusan yang dapat dijadikan peluang bisnis. Misalkan saja jurusan teknik mesin, disana mahasiswa diharapkan dapat menciptakan inovasi dari mesin yang berguna bagi masyarakat. Salah satu produk teknik mesin adalah mesin pengolah sampah organik. Mesin tersebut dapat menghasilkan pupuk yang berguna bagi tanaman. Pupuk akan menjadi barang ekonomis yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Selain teknik mesin, jurusan yang tak kalah menarik adalah teknik kimia ataupun farmasi. Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan, kemudian menciptakan produk pangan, kosmetik, ataupun obat-obatan yang dapat berguna bagi masyarakat. Hal itupun dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah pula.
Indonesia masih mengalami keterbelakangan teknologi dibandingkan negara lain. Salah satu fungsi produksi yaitu dipengaruhi kemajuan teknologinya. Dengan teknologi mutakhir maka produk yang dihasilkan akan semakin tinggi, dan tingkat efektif dan efisiennya akan semakin besar. Hal tersebut akan mempengaruhi besarnya profit yang dihasilkan dari sebuah perusahaan. Perusahaan yang telah maju karena kemajuan teknologinya maka akan menjadi go public, perusahaan yang telah go public hendaknya menyisihkan sebagian profit yang didapat dari usahanya untuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dibidang pendidikan, kesehatan, dan lainya.